Jet KF-21 Kolaborasi Korsel-Indonesia

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Korea Selatan dan Indonesia berkolaborasi memproduksi jet tempur KF-21. RI diketahui berperan membayar 20 persen dari total biaya pengembangan jet ini. KF-21 sendiri baru saja diuji coba pada pekan lalu.

Jet buatan Industri Luar Angkasa (KAI) ini termasuk dalam jet tempur generasi keempat atau keempat plus. Jet ini dilengkapi dengan radar electronically scanned array (AESA), pod penargetan elektro-optik, pun sistem pelacakan dan pencarian infra merah.

Meski begitu, seorang pengamat menilai KF-21 masih belum bisa dibandingkan dengan jet tempur generasi kelima buatan China, Chengdu J-20, dikutip dari South China Morning Post.

Walaupun tak sebanding dengan J-20, keberadaan jet KF-21 penting untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

Liang Tuang Nah dari Studi Internasional Sekolah S. Rajaratnam (RSIS) mengatakan Indonesia memiliki dua masalah pertahanan yang perlu diperhatikan, yakni pertahanan wilayah yang luas dan keusangan armada pesawat.

Liang menyinggung tanggung jawab TNI AU yang harus menjaga 1.904.569 km2  wilayah darat Indonesia, pun ruang udara RI, termasuk yang berada di atas perairan dalam negeri. Ini membuat cakupan wilayah yang harus dipantau TNI AU cukup besar.

Selain itu, pertimbangan operasional dan keamanan dapat terjadi dari waktu ke waktu, membuat militer RI bisa saja mengerahkan misi di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara itu.

“Semua ini membutuhkan armada udara yang cukup besar yang bisa dibilang tidak dimiliki oleh TNI AU, mengingat badan itu hanya memiliki 101 pesawat bersenjata dan enam pesawat patroli maritim untuk menjaga tanggung jawab ruang udara mereka yang luas,” tulis Liang dalam The Diplomat.

Liang juga menuturkan tak semua pesawat tersebut selalu tersedia atau layak terbang. Beberapa pesawat harus menjalani pemeliharaan dan menunggu pengiriman suku cadang baru.

“Melihat kondisi ini, akuisisi 50 jet tempur Boramae [KF-21] dalam beberapa tahun ke depan tidak tampak sebagai proposisi yang tidak masuk akal untuk penjagaan keamanan nasional,” tulis Liang.

Keusangan pesawat tempur Indonesia juga sempat disinggung oleh pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis.

“ Kemhan [Kementerian Pertahanan] sudah memprediksi enam pesawat tempur F-16 yang kita punya saat pertama kali pada 1981-an dan 24 pesawat hibah pada 2014 sampai 2018 akan menjadi pesawat tua pada 15 sampai 20 tahun lagi,” ujar Beni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (25/7).
Ini kemudian menjadi salah satu alasan keberadaan KF-21 cukup penting bagi Indonesia.#

Tag: