Jongkang Jalur Logistik Baru di Kukar

Tradisi beseprah menutup rangkaian peresmian Jembatan Jongkang, mempererat silaturahmi antara pemerintah daerah, tokoh adat, dan masyarakat setempat. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

LOA KULU.NIAGA.ASIA – Setelah meresmikan jembatan Jongkang pada Senin (3/11/2025), Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, menegaskan, kawasan Jongkang di Kecamatan Loa Kulu, kini memiliki potensi besar sebagai jalur logistik baru di Kukar.

Saat ini, pemerintah tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Samarinda dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), untuk mengembangkan jalur penghubung dari Jongkang hingga ke Kota Samarinda dan Balikpapan.

“Kami sekarang berupaya melakukan proses pembicaraan lebih lanjut agar jalur ini bisa dikolaborasikan. Dari Jongkang ke Samarinda bahkan sampai Balikpapan nanti bisa berjalan dengan baik,” bebernya.

Jika dilihat dari sisi jarak dan waktu tempuh, jalur Jongkang memiliki posisi yang sangat strategis. Perjalanan dari Pendopo Odah Etam Tenggarong ke Jembatan Mahulu misalnya, hanya memakan waktu sekitar 20 menit, ke pintu tol sekitar 30 menit.

Sedangkan dari Pendopo menuju Bandara Balikpapan hanya berkisar 1 jam 30 menit saja, waktu yang sama dengan perjalanan ke Bandara Samarinda.

“Artinya, Jongkang ini benar-benar menjadi jalur alternatif yang sangat efisien dan potensial,” ungkapnya.

Masyarakat diingatkan agar menjaga fasilitas publik sebaik-baiknya, sebab ini dibangun dengan dana dan tenaga yang tidak sedikit. Ia berharap masyarakat ikut berpartisipasi menjaga keamanan dan ketertiban di jalur baru tersebut.

“Tolong jembatan ini dijaga. Jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang dalam tanda kutip tidak semestinya. Jalur Jongkang ini memang sangat mulus, jadi jangan sampai dipakai untuk balap-balapan,” tegasnya.

Tampak Jembatan Jongkang baru yang kokoh menggantikan jembatan darurat Bailey yang selama ini menjadi satu-satunya akses warga selama bertahun-tahun. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa wilayah Jongkang akan diarahkan menjadi kawasan investasi dan pengembangan kota baru di Kabupaten Kukar, mengingat potensi strategis dan nilai tanah yang terus meningkat.

“Kalau di Tenggarong sudah padat, ke depan Jongkang bisa jadi kota baru. Bahkan harga tanah di sini sekarang sudah hampir sama seperti Ibu Kota Tenggarong. Ini bukti bahwa Jongkang punya daya tarik besar. Jadi, mari kita jaga Jongkang ini. Insyaallah ke depan Jongkang akan menjadi daerah yang semakin maju, makmur, dan membawa keberkahan bagi masyarakatnya,” harapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari ruas Jalan Teluk Dalam–Jongkang yang masuk dalam jaringan jalan kabupaten. Total panjang keseluruhan sekitar 10 kilometer sampai ke simpang crossing batubara di ujung sana.

Untuk pembangunan Jembatan Jongkang dari Februari-Oktober 2025, Pemerintah Kabupaten Kukar mengalokasikan anggaran sebesar Rp14,9 miliar. Jembatan ini memiliki panjang 16 meter dan lebar 7 meter, serta dilengkapi dua sisi trotoar masing-masing selebar satu meter.

Tak hanya itu, enam unit lampu penerangan jalan umum (PJU) juga terpasang agar akses malam hari lebih aman bagi masyarakat.

“Sekarang, kiri kanan jalan sudah mulai ramai, banyak warga yang mulai menguruk tanahnya. Itu tanda-tanda geliat ekonomi mulai terasa. Kemungkinan besar di situ nanti akan tumbuh usaha-usaha baru,” tandasnya.

Keberadaan infrastruktur baru ini dipastikan akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi sekaligus mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan baru di kawasan Jongkang. Investasi diyakini lebih mudah masuk, dan Kukar akan terus berkembang.

Walau jembatan baru sudah berfungsi, ia juga membeberkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kukar memiliki rencana jangka menengah untuk menyelesaikan pembangunan dua jalur penuh di ruas jalan tersebut.

“Ke depan, jembatan darurat yang lama akan kita bongkar karena memang rencananya dua jalur. Saat ini tinggal sekitar 1,6 kilometer lagi yang belum rampung, sebagian besar sudah dibebaskan dan sebagian sudah dikerjakan rigid-nya tahun sebelumnya,” paparnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar, Wiyono dan Kades Jongkang Syuriansyah. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Kendati demikian, ia kembali mengklarifikasi bahwa langkah prioritas tahun 2025 ini adalah memastikan supaya jembatan Jongkang bisa difungsikan dengan baik.

“Karena anggaran terbatas, kita utamakan dulu yang fungsional. Nanti bisa dicicil untuk dua jalur penuh. Kalau sudah dua jalur, arus kendaraan tentu lebih cepat dan aman,” lanjutnya.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Jongkang, Syuriansyah, menyampaikan rasa syukurnya karena setelah penantian panjang sejak tahun 2015, impian warga untuk memiliki jembatan permanen akhirnya terwujud.

“Dengan adanya akses jalan yang terbuka ini, ekonomi rakyat meningkat pesat, terutama di sektor UMKM. Sepanjang jalan sudah banyak berdiri warung-warung, bengkel, dan tempat usaha kecil,” ulasnya.

Selain itu, terbukanya jalur baru ini juga memudahkan pemasaran hasil pertanian warga. Jika dulu petani susah kirim hasil panen, sekarang sayur dan hasil kebun bisa langsung dibawa ke Samarinda.

“Bukan hanya itu, otomatis harga tanah juga ikut naik. Sekarang bisa mencapai Rp600–700 juta per kapling,” katanya.

Menurut Syuriansyah, kemajuan ini membawa dampak besar bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun mobilitas. Dulunya jalanan susah dilewati, apalagi untuk bawa material, sekarang sudah sangat nyaman.

“Ini perubahan besar yang kami rasakan langsung,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial

Tag: