Jual Beli Narkoba di Samarinda Sudah Mirip Pasar

Pemakai narkoba yang diamankan petugas BNN, Rabu (24/4) pagi (foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – BNN Provinsi Kalimantan Timur dan BNN Kota Samarinda, pagi tadi kembali menggerebek 4 lokasi disebut kampung narkoba di Samarinda. Empat belas orang pemakai sabu diamankan. Total keseluruhan, ada tidak kurang 60 orang pemakai sabu diamankan dalam 5 hari.

BNN memang belakangan tengah gencar melalukan penggerebekan rumah, diduga diduga jadi tempat jual beli narkoba jenis sabu. Modusnya, dengan membuat lubang di dinding rumah sebagai loket serah terima sabu, mirip loket karcis.

Penyelidikan sekaligus penindakan, dilakukan tim gabungan sejak Sabtu (20/4) malam. Memang benar, di kawasan Jalan DI Panjaitan Gang Pulau Indah, yang sudah dicap kampung narkoba, terlihat banyak orang lalu lalang. Dugaan kuat, mereka bolak balik membeli sabu.

“Asa 3 orang dalam 1 mobil, dari Berau dan Muara Wahau. Awalnya ngaku mau beli Pocari (Pocari minuman isotonik). Tapi, akhirnya ngaku mau beli barang (sabu). Luar biasa, faktanya bahwa yang beli ini dari luar Samarinda,” kata Kabid BNN Provinsi Kalimantan Timur, AKBP Halomoan Tampubolon, ditemui di kantornya, Jalan Rapak Indah, Rabu (24/4) .

Penyelidikan dan penindakan berbuah hasil. Pada 20-23 Maret 2019, sedikitnya ada 45 orang diangkut petugas BNN. Mereka diketahui pemakai sabu, mengacu pada hasil tes urine BNN. Namun sayang, di kawasan Pulau Indah itu, empat bandar berhasil kabur.

Rupanya, bisa jadi aksi petugas itu dianggap sebelah mata. Bandar pun kembali melalukan aktivitas jual beli. Pagi tadi, tim gabungan BNN kembali menggerebek rumah di Pulau Indah, yang ditengarai bandar besar.

Yang mengejutkan, banyak warga pengunjung kawasan itu, yang belakangan adalah calon pembeli sabu. Lokasi yang sama, juga terjadi di salah satu kawasan di Jalan Lambung Mangkurat. “Pagi tadi, ada 14 orang lagi yang kami amankan ke kantor. Kami tes urine, semuanya posiitif,” sebut Tampubolon.

Yang membuat Tampubolon semakin geleng kepala, saat penyelidikan, dia memakai seragam berlogo BNN, masih menjadi sasaran penjualan sabu. “Saya ditanya, mau kemana Pak? Lagi cari barang kah?” ungkap Tampubolon.

Saking bebasnya jual beli narkoba, jual beli narkoba di kampung itu sudah mirip jual beli di pasar. “Bukan jualan terbuka lagi. Tapi sudah seperti pasar. Ya itu tadi, kami pakaian BNN saja, juga masih ditawari. Itu karena mereka sudah sangat terbiasa jual beli itu,” pungkas Tampubolon. (006)