Jumlah Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Nunukan Mencapai 550 Orang

Upaya Disdik Nunukan memberikan pendidikan diluar sekolah kepada anak-anak yang bekerja mengikat rumput laut di kampung Mamolo Nunukan (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di usia wajib bersekolah karena terkendala berbagai hal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mencapai 550 orang dari jumlah lulusan anak bersekolah tahun 2022.

“Jumlah Angka ATS ini sudah termasuk angka Anak Putus Sekolah (APTS) yang tidak terdata di sekolah,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan, Widodo pada Niaga.Asia (24/02/2022).

Pengertian ATS sendiri diartikan apabila anak berusia 7 tahun yang harusnya terdata sebagai siswa Sekolah Dasar (SD) namun tidak bersekolah, sedangkan APTS sudah terdata di sekolah, namun berhenti atau tidak melanjutkan sekolah.

Masih tingginya angka ATS dan APTS di Kabupaten Nunukan, tidak terlepas dari persoalan ekonomi, faktor kecacatan yang menghalangi seseorang bersekolah dan ditambah lagi kondisi pandemi Covid-19.

“Terkadang ada tekanan orang tua ingin anaknya bekerja, kebetulan anaknya malas juga sekolah,” sebutnya.

Widodo menerangkan, Disdik Nunukan pernah menerima laporan dari tenaga pengajar Indonesia di perbatasan terkait salah seorang pelajar putri putus sekolah lantaran orang tuanya menginginkan anaknya menikah di usia muda.

Kejadian seperti ini sering ditemui di wilayah – wilayah pedalaman. Rendahnya motivasi dari orang tua mendorong anak bersekolah sangat menentukan anak-anak menyelesaikan pendidikan.

“Pendidikan itu bukan hanya untuk anak, tapi juga orang tua, motivasi ini harus kita bangun agar anak-anak memiliki cita-cita,” bebernya.

Ditengah penyebaran Covid-19 yang terjadi hampir 2 tahun, tidak sedikit anak-anak melirik dunia kerja yang menghasilkan uang seperti bekerja mabentang atau mengikat rumput laut bersama orang tuanya.

Fenomena ini ternyata sedikit mengganggu semangat anak-anak tetap bersekolah, tidak sedikit pula anak-anak terlena hingga mengorbankan waktu belajar demi mendapatkan uang dari upah mengikat rumput laut.

“Banyak anak mulai malas sekolah, makanya Disdik Nunukan coba mendekatkan pendidikan di lokasi kerja rumput laut,” terangnya.

Pendidikan luar sekolah adalah strategi Disdik Nunukan mengatasi anak-anak malas sekolah karena terlalu anak bekerja ikat rumput laut. TKBM dibuka dan guru guru didatangkan ke lokasi kerja atau biasa disebut Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

Sekarang lanjut Widodo, tinggal bagaimana caranya meningkatkan motivasi orang tua dan anak terkait pentingnya pendidikan untuk masa. Bekerja adalah bagian dari keinginan, tapi bersekolah adalah keharusan.

“Angka harapan lama sekolah kita baru sampai SMA kelas I dan pendidikan masyarakat se Kabupaten Nunukan usia di atas 25 tahun baru setingkat SMP,” ujarnya.

Sebaran ATS di Kabupaten Bulungan

Kecamatan Nunukan – 137 anak

Kecamatan Nunukan Selatan – 63 anak

Kecamatan Sei Menggaris – 35 anak

Kecamatan Sebatik Utara – 11 anak

Kecamatan Sebatik Barat – update

Kecamatan Sebatik Timur – 21 anak

Kecamatan Sebatik Tengah – 35

Kecamatan Lumbis – 28 anak

Kecamatan Sembakung – 18 anak

Kecamatan Krayan – 5 anak

Kecamatan Tulin Onsoi – 51 anak

Kecamatan Ogong, Hulu dan Pensiangan – 27 anak

Kecamatan Sembakung Atulai – 14

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: