Jumlah Pasien Covid-19 di Korea Selatan Berlipat Ganda Dalam Sehari

Rumah Sakit Daenam di Cheongdo memindahkan sejumlah pasien mereka ke rumah sakit lain. (Hak atas foto AFP Image caption)

SEOUL.NIAGA.ASIA-Pemerintah Korea Selatan menyatakan jumlah kasus virus corona baru di negara mereka telah berlipat ganda dalam sehari.  Para pejabat pemerintah menyebut sebanyak 229 kasus baru telah dikonfirmasi sejak Jumat (21/02), sehingga totalnya mencapai 433 kasus.

BBC News Indonesia melaporkan, dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi, Perdana Menteri Chung Sye-kyun menilai situasi di Korsel “sangat serius”.

Sebagian dari kasus-kasus baru ini berkaitan dengan sebuah rumah sakit dan sebuah kelompok keagamaan dekat Kota Daegu, kata sejumlah pejabat. Sejauh ini sebanyak dua pasien telah meninggal dunia dan dikhawatirkan jumlahnya akan terus bertambah.

Daegu dan Cheongdo—lokasi rumah sakit tersebut—sudah dinyatakan sebagai “zona perawatan khusus” dan amat sedikit penduduk yang berada di jalan-jalan Kota Daegu.

Korsel kini adalah negara kedua dengan jumlah pasien virus corona baru terbanyak setelah China, yang memiliki 76.288 pasien dan 2.345 di antara mereka meninggal dunia. Lokasi dengan jumlah kasus terbanyak ketiga adalah kapal pesiar Diamond Princess yang berada di pelabuhan Yokohama, Jepang, dengan lebih dari 600 kasus.

Kawasan pusat Kota Daegu di Korsel sepi setelah jumlah kasus baru Covid-19 bertambah drastis. (Hak atas foto Reuters Image caption)

Apa yang terjadi di Korea Selatan?

Para petugas kesehatan Korsel mengumumkan terdapat 142 kasus baru pada Sabtu (22/02). Beberapa jam kemudian terdapat tambahan 87 kasus. Dalam pernyataannya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KCDC), menyatakan bahwa dari 229 kasus baru, 95 di antaranya terkait dengan RS Daenam di Cheongdo yang merawat kaum lansia dan pasien dengan gangguan jiwa.  Di rumah sakit tersebut kini terdapat 114 kasus yang sudah dipastikan—sembilan staf rumah sakit dan 102 pasien.

Wakil Menteri Kesehatan, Kim Gang-lip, mengatakan wabah telah memasuki “fase baru yang serius”. Menurutnya, mereka yang didiagnosa positif mengidap Covid-19 merupakan pasien gangguan jiwa. Beberapa kasus menunjukkan “tiada koneksi epidemi yang dapat dikonfirmasikan”. Artinya, kata Kim, tidak jelas bagaimana mereka bisa tertular virus tersebut.

Seorang pria 63 tahun meninggal dunia di rumah sakit itu pada Rabu (19/02) dan seorang pasien lainnya juga meninggal pada Jumat (21/02) di Busan setelah dipindahkan dari RS Daenam, sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap.

Dalam pernyataan kepada rakyatnya, PM Chung meminta semua orang di Korsel untuk menghindari kumpulan massa, termasuk acara keagamaan. “Pemerintah meyakini situasi infeksi Covid-19 berubah menjadi fase yang amat serius, dan kini mengerahkan segala upaya untuk mencegah penyebarannya,” kata PM Chung. Ditambahkannya, pemerntah akan menindak siapa pun yang menimbun masker atau ikut ambil bagian pawai massa.

KCDC menyebut sebanyak 62 kasus baru—total 231 kasus—berkaitan dengan sebuah sekte Kristen di Daegu bernama Shincheonji Church of Jesus. Aparat mencatat banyak pengikut sekte itu menghadiri acara pemakaman saudara laki-laki pendiri sekte pada 31 Januari hingga 2 Februari lalu.

KCDC mengatakan telah menempatkan 9.336 anggota sekte Shincheonji di karantina mandiri dan lebih dari 500 orang sudah dites virus corona.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengutarakan keprihatinannya atas jumlah kasus baru yang tidak diketahui kaitannya dengan China. Menurutnya, kekhawatiran terbesar saat ini adalah jika virus itu melanda negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah, khususnya di Afrika.

Di luar China, menurut WHO, lebih dari 1.200 kasus Covid-19 telah dipastikan muncul di 26 negara dengan sedikitnya delapan orang meninggal dunia.#

Tag: