Kabag Humaspro Sosialisasikan Narasi Tunggal ke Jurnalis

Suasana sosialisasi sekaligus silaturahmi di Lamin Etam, Taman Venus di Depan Masjid Al-Faruq , Kawasan Komplek Bukit Pelangi Sangatta. (Foto: Jani Humas)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – Pola penyampaian narasi tunggal yang bakal segara diadopsi Pemkab Kutai Timur melalui Bagian Humas dan Protokol (Humaspro), terus disosialisaikan Kepala Bagian Humaspro Imam Sujono Lutfi. Sebelumnya narasi itu sudah disosialisaikan ke seluruh OPD di Kutim. Kali ini, sasaran sosialisasi kali ini adalah para jurnalis se-Kutim.

Sosialisasi sekaligus silaturahmi ini dihelat di Lamin Etam, Taman Venus Depan Masjid Al-Faruq, Kawasan Komplek Bukit Pelangi Sangatta, Kamis (24/10), sebagai bagiam kerjasama antara Pemkab Kutim dengan LAN RI.

Pada pembukaan acara sosialisasi itu, Imam Sujono menjelaskan tentang narasi tunggal kepada peserta sosialisasi, yang berjumlah kurang lebih 50 orang jajaran pers se-Kutim. Dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kutim dan komunitas Aliansi Jurnalis Wartawan Kutai Timur (AJKT).

“Saya lagi mengikut Diklat PIM 3 di LAN RI Samarinda. Dalam sosialisasi itu, membahas tentang narasi tunggal yang merupakan pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dengan serangkaian peristiwa atau pengolahan, berupa data yang disajikan secara terpadu, terstruktur, menjadi satu pintu untuk dipublikasikan,” jelas Imam.

Imam menerangkan sosialisasi tersebut salah satu upaya dalam penyelesaian tugas akhir Proyek perubahan (Proper) yang berjudul “Optimalisasi Peran Bagian Humas dan Protokol Sebagai Juru Bicara Pemerintah Daerah Melalui Narasi Tunggal”. Dalam hal itu juga, menjalin silaturahmi kembali, agar kedepannya mudah dalam memperoleh data dan informasi tentang Pemkab Kutim.

Senada, Irfan seorang wartawan madya PWI dari media Viva Borneo mengatakan, kegiatan tersebur dinilainya sangat berpengaruh pada informasi dan data yang diperoleh kedepannya. Untuk itu, juga dirangkai dengan silaturahmi menjadi nilai penting dalam kehidupannya.

“Berkumpul dalam sosialisasi narasi tunggal ini, menjadi upaya untuk merekatkan kembali relasi kekerabatan dan kekeluargaan, yang mungkin sudah mulai lumer karena diserbu oleh parpol, ormas, atau agama yang berlainan,” tutur Irfan. (hms7)