Kabupaten Nunukan: Korban Meninggal Akibat DBD Sudah 8 Orang

aa
Kasi P2PM Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan Dr. Aris Suyono. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Sepanjang tahun 2019, sudah  8 orang warga Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara  meninggal dunia akibat demam tinggi yang disebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan  nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan Dr. Aris Suyono menyebutkan, temuan pasien penderita DBD dimulai sejak bulan Februari hingga Agustus tahun 2019 yang mencapai 100 lebih kasus.“Tahun 2019 mengalami peningkatan cukup signifikan dengan jumlah penderita meninggal dunia 8 orang,” katanya.

Dibandingkan tahun 2018, kasus temuan DBD dikisaran 60 dengan jumlah kematian 0 (nol), berbeda dengan tahun ini, DBD bulan Februari hingga Maret masuk pase Kejadian Luar Biasa (KLB), keadaan ini berlanjut di bulan Juli hingga Agustus.

Penetapan KLB di bulan Februari hingga Maret dipicu temuan kasus 80 orang penderita di Mansalong Kecamatan Lumbis dengan temuan meninggal dunia sebanyak 4 orang ditamhah 1 orang pasien meninggal di Puskesmas Pembeliangan, Kecamatan Sebuku. “KLB Februari hingga Maret terdapat 5 pasen meninggal dunia. Saat ini kondisi disana sudah membaik normal,” ucap Aris.

Memasuki bulan Juli, jumlah pasen DBD kembali meningkat dengan temuan kasus sebanyak 89 orang dengan jumlah meninggal 2 orang berlokasi di Kecamatan Nunukan, sedangkan bulan Agustus kembali ditemukan 1 orang anak-anak meninggal dunia warga jalan RA Kartini Nunukan.

Untuk kasus bulan Agustus, pasien anak-anak awal masuk RSUD Nunukan tidak terdeteksi penderita DBD, diaknosios dokter menyatakan terjadi masalah pada tenggorokan atau pencernaan pasen. Dokter menyatakan DBD yang diderita pasien anak-anak adalah penyakit penyerta yang muncul setelah diaknosis awal.

Aris mengatakan, kasus DBD disebabkan banyak faktor yang salah satunya adanya perantara pendukung dalam artinya, nyamuk menggigit seseorang penderita DBD yang kemudian nyamuk kembali menggigit orang lain.

Gigitan nyamuk pada penderita DBD inilah yang bisa menularkan kembali penyakit, nyamuk berdarah betina Aedes aegypti sebagai vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder terus menggit orang disekitarnya.“Apabila penderita DBD digigit nyamuk Aedes aegypti, maka nyamuk ikut sakit dan biasanya nyamuk sakit itu bersembunyi dalam rumah dengan ketinggian 2 sampai 3 meter,” tuturnya.

Faktor lainnya lagi adakah, penampungan air yang terbuka memudahkan nyamuk bertelur, kondisi ini banyak terdapat di Kecamatan Nunukan yang hampir tiap ruang memiliki penampunagn air bersih.

“Kecamatan Nunukan paling rawan dengan DBD, pemampungan air dan banyaknya keluar masuk orang bertransit berpotensi membawa penyebaran penyakit mematikan ini,” beber Aris. (002)

 

 

Tag: