Kadis Kesehatan Kutim: Waspada DBD ! Cegah dengan 3M Plus

aa

aa
Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani dalam rapat coffee morning. (Foto : Jani Humas)

SANGATTA.NIAGA.ASIA-Dimusim pancaroba maupun penghujan seperti sekarang ini, penyakit demam berdarah dengue (DBD) memiliki kecenderungan menjadi wabah. Jika masyarakat tidak melalukan tindakan antisipasi. Menyepelekan tindakan pencegahan kadang menjadi “boomerang” bagi warga, sehingga memicu wabah DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) dr Bahrani menyebut, penderita DBD di Kutim terus meningkat seperti daerah lainnya. Tercatat sejak Oktober 2018 ada 300 lebih penderita yang dilaporkan. “Bahkan sudah ada dua korban yang meninggal akibat penyakit demam berdarah ini. Satu korban warga Kecamatan Sangatta Utara satunya di Muara Ancalong,” ungkap Bahrani ditemui usai rapat coffee morning di ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Senin (4/2/2019).

Untuk membasmi DBD, hal utama yang wajib dilakukan adalah dengan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), melaui program 3M Plus berkelanjutan. Pertama, menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kedua, menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Upaya 3M Plus dapat juga berarti segala bentuk kegiatan pencegahan seperti, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur. Berikutnya, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah. Tak hanya itu, bisa juga ditambah menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Bahrani menjelaskan, membasmi DBD dengan cara fogging menurutnya kurang ampuh. Sebab, fogging hanya membasmi nyamuk dewasa dan sama sekali tak menyentuh sarangnya. Padahal, sarang nyamuk merupakan sumber utama mewabahnya DBD. “Kalau sudah difogging dalam jangka waktu tiga hari saja nyamuk akan menetas kembali. Bahkan, daya terbangnya hingga radius 100 meter dan menggigit dalam waktu pagi hingga sore hari,” terangnya.

Oleh karena itu PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba. Karena meningkatnya curah hujan dapat memperbanyak tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.

“Masyarakat harus benar-benar mengerti bahwa merekayasa lingkungan sangat penting. Jadi jangan biarkan sampah berserakan begitu saja. Seperti plastik botol dan gelas air yang tertampung air menjadi salah satu tempat bersarangnya nyamuk DBD,” tutur mantan Direktur RSUD Kudungga Sangatta tersebut. (hms10)