Kaji Banding Forum Berau Sehat ke Bone (Bagian 3-Terakhir)

Masyarakat Desa Desa Poleondro, Kecamatan Lappa Riaja, Bone memperagakan pengolahan sampah plastik menjadi barang bernilai dihadapan Bupati Muharram, Ketua Forum Bera Sehat Umum, Hj Sri Juniarsih, dan romobongan dari berau.  (Foto Helda Mildiana)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-Sampah sudah menjadi persoalan di setiap daerah, produksi sampah yang meluap harus ditangani secara profesional dan bijak. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11.330 ton per hari. Jika diambil rata-rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0.050 Kg per hari.

Jika jumlah sampah itu dihasilkan dalam hitungan hari tinggal dikalikan dengan tahun, maka sampah yang dihasilkan hingga mencapai 4.078.800 ton. Di Kabupaten Berau sampah meluap dan sudah mulai ditangani dengan memilah milah sampah untuk dapat digunakan semisal botol air mineral, atau sampah plastik lainya.

Dalam kaji banding Forum Berau Sehat yang dikomando langung Bupati Muharram bersama Ketua Umum Hj Sri Juniarsih dan Ketua harian H Najemuddin bersama rombongan mengunjungi Desa Polendro di kecamatan Lappa Riaja., Kabupaten Bone.

Di desa Polenondro, seluruh masyarakat mengelola sampah sampah plastik  menjadi barang barang berguna, seperti pas bunga, kursi, lampion, hiasan pagar rumah, hiasan rumah dan barang berguna lainya.

Dalam rombongan Berau juga ada Kepala Dinas Lingkungan Hidup  Kabupaten Berau, Sudjadi bersama stafnya. Dalam kaji banding ini bisa ditangkap bahwa mengurangi sampah plastik,  masyarakat mulai sekarang harus bijak mengunakan plastik semisal kantong plastik (tas kresek).

Sebenarnya untuk di Kabupaten Berau sudah ada dua lokasi yang memanfaatkan dan mengeelola sampah plastik seperti di kampung Batik Gang Amal Tanjung Redeb dan perumahan Berau Indah yang memiliki bank sampah.

Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, tentu jumlah sampah terus bertambah. Forum Berau Sehat bersama masyarakat Berau harus bijak mulai sekarang untuk menguangi volume sampah plastik.

Dalam studi atau kaji banding ke Kabupaten Bone ini, dapat dilihat langsung peran pokja sehat di desa Poleondro bersama sama masyarakat untuk mengurangi sampah plastik yang hanya bisa terurai dalam jangka waktu 100 tahun ini.

Namun sehebat apapun program di sebuah desa atau kota, kembali kepada kesadaran individu bahwa program tersebut bertujuan untuk kepentingan bersama. Dengan tujuan menciptakan desa sehat dan kota sehat. Masyarakat di Desa Poleondro ketika mempresentasikan desa sehatnya, menyatakan bahwa keinginan menciptakan desa sehat agar mereka dapat hidup sehat dan sejahtera.

Sambutan Camat Dua Boccoe dan Kepala Desa Cabbeng di lokasi Gua Mampu.  (Foto Hela Mildiana)

Kunjungan selanjutnya menyaksikan pengelolaan pariwisata goa mampu di Desa Cabbeng, Kcamatan Dua Bocode,  Kabupaten Bone.Di desa ini  rombongan juga disambut sangat meriah oleh Camat, Kepala Desa dan warga sekitar.

Goa Mampu

Gua Mampu salah satu tempat wisata yang bersejarah, terletak di Desa Cabbeng. Jaraknya sekitar  35 km dari Watampone, ibukota Kabupaten Bone. Kawasan ini mudah dijangkau melalui jalanan beraspal. Selama diperjalan rombongan tidak menemui jalan berlubang atu jalan rusak. Akses menuju goa mampu cukup mulus .

Gua Mampu terletak di lereng-lereng gunung yang dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Goa Mampu mempunyai luas sekitar 2000 meter persegi. Jika ingin masuk di dalam gua kita harus mempersiapkan alat penerangan seperti senter atau obor. Tampak panitia penyambutan tamu mempersiapkan genset dan lampu untuk dapat memasuki goa.

Goa Mampu yang menjadi desnitasi andalan dikeloa masyarakat setempat (Foto Helda Mildiana)

Goa Mampu di kelola oleh masyarakat sekitar dan pokja desa sehat agar mewujudkan pariwisata sehat. Ada puluhan polisi pariwisata berjaga jaga dan melayani pengunjung yang ingin masuk ke gua, ataupun keperluan lain.

Toilet dan kamar mandinya bersih, tempat bersantai sangat dijaga kebersihannya. Agar kesan yang didapatkan pengunjung wisata berkesan selain keramah tamahan polisi pariwisata serta warga sekitar yang berjualan makanan dan minuman di lokasi sekitar goa. Selain makanan dan minuman yang di jual, warga juga menjual souvenir dan minuman khas Bone yakni teh celup kayu sappang (kayu seppang) yang memiliki manfaat kesehatan.

Bupati Muharram beserta rombongan sempat memasuki goa mampu, meski tidak menyusuri hingga akhir. Karena goa tersebut sangat panjang sekitar 2000 meter menurut keterangan pengelola goa mampu.

Dari kunjungan ini, yang juga membawa staf dair Dinas Pariwisaata, pokja desat sehat beberapa kampung di Berau, dapat mengambil nilai dan manfaat dari kunjungan dan pengelolaan goa mampu.(helda mildiana)

Tag: