
TENGGARONG.NIAGA.ASIA — Provinsi Kaltim mampu memenuhi kebutuhan pangannya sekitar 60 persen hingga September 2025, naik dari sebelumnya hanya sekitar 30 persen, seiring dengan target Kaltim swasembada pangan di 2026 yang dicanangkan Kementerian Pertanian.
Meningkatnya pemenuhan pangan itu tentunya tidak lepas dari upaya optimalisasi lahan dan cetak sawah seluruh kawasan pertanian di kabupaten/kota, khususnya di Kutai Kartanegara (Kukar), di mana saar ini menjadi salah satu daerah lumbung pangan sekaligus pemasok terbesar pangan di Kaltim.
“Alhamdulilah dengan kerja sama yang kuat antara TNI dan masyarakat, per September ini swasembada pangan kita naik menjadi 60 persen,” kata Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, dalam acara Rembug Utama Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Tahun 2025, di Halaman Kantor Bupati Kukar, Jalan Robert Wolter Monginsidi, Timbau, Tenggarong, Sabtu 20 September 2025.
Rembug KTNA 2025 yang berlangsung di Kukar mulai 19-23 September 2025, harapkan mampu menyusun strategi pola pertanian yang baik di masa mendatang, sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian di masing-masing daerah di Kaltim.
“Dalam rembug KTNA ini, mereka akan membahas permasalahan petani dan nelayan di daerah melalui masukan dari nelayan dan petani. Dengan begitu kita dapat membantu Pak Presiden dalam hal ketahanan pangan,” ujar Seno.
Dijelaskan Seno, saat ini secara nasional, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog berada pada level mencukupi. Per Agustus 2025, stok beras di Perum Bulog tercatat sebanyak 3,97 juta ton.
Ketersediaan beras itu menunjukan Indonesia sudah berhasil mencapai swasembada pangan.

“Ini merupakan satu hal luar biasa, sejak pemerintahan (Presiden) Suharto sampai sekarang dan di zaman Pak Prabowo, swasembada pangan terjadi kembali di Indonesia,” ujar Seno.
Selain itu, Seno juga menyinggung terkait rencana pemindahan pemerintah pusat dari ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2028 nanti, yang juga tantangan baru perihal pemenuhan permintaan kebutuhan pangan masyarakat.
“KTNA harus bisa berbuat lebih banyak lagi, untuk memastikan ketersediaan pangan di Kaltim. Bisa memberikan sebagian hasil pangan tersebut kepada masyarakat di IKN ke depannya,” terang Seno.
Sementara, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menambahkan, potensi sektor pertanian di Kabupaten Kukar cukup besar dibandingkan sektor lainnya yakni 1.622.297 hektare, yang terdiri dari lahan sawah dan pertanian bukan sawah.
Luas baku sawah ada sekitar 16.869,51 hektare, dengan luas kawasan pangan berkelanjutan 12.350 hektare.
“Oleh karena itu, Kukar sudah ditetapkan sebagai daerah kawasan pengembangan pertanian nasional dengan komoditas yakni padi, cabai, karet, jagung, lada dan kelapa sawit,” jelas Aulia.
“Dengan jumlah produksi gabah kering giling 106.553 ton gabah kering giling, ini merupakan jumlah 42 persen terhadap produksi gabah kering giling di Kaltim. Kami berani mengklaim Kukar penyokong pangan Kaltim,” demikian Aulia Rahman Basri.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KaltimKetahanan PanganKutai KartanegaraPanganSeno AjiSwasembada Pangan