Kapolri Sudah Bentuk Tim Dalami Dugaan Penganiayaan Lutfi

Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Isu yang beredar bahwa Lutfi Alfiandi, pemuda yang fotonya menjadi sorotan publik karena membawa bendera di tengah aksi demo pelajar STM, mengaku dianiaya oknum penyidik saat ia dimintai keterangan di Mapolres Jakarta Barat.

Lutfi menjelaskan bahwa dirinya terus-menerus diminta mengaku telah melempar batu ke arah polisi. “Saya disuruh duduk, terus disetrum, ada setengah jamlah. Saya disuruh ngaku kalau lempar batu ke petugas, padahal saya tidak melempar,” ujar Lutfi di hadapan hakim beberapa waktu lalu, (23/01/2020).

Terkait dugaan penganiayaan terhadap Lutfi Alfiandi tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si mengatakan, sudah dibentuk  tim. “Kabid Propam akan kita periksa, apakah benar Polisi melakukan hal tersebut, jika benar melakukan hal tersebut, saya sudah bilang ditindak tegas,” ujarnya.

“Kalau ternyata tidak benar adanya penganiayaan, itu pengakuan bisa menjadi bahan fitnah tentunya, bisa jadi bumerang bagi yang bersangkutan, sehingga kita harus berhati-hati dan wapada ya,” tutup Kapolri pada wawancara di Kompolnas RI.

Sebelumnya Luthfi adalah salah satu demonstran yang terlibat dalam aksi pelajar STM di depan kompleks parlemen pada September lalu yang ditangkap polisi. Usai demo, foto Luthfi saat menggenggam bendera Merah Putih untuk menghindari gas air mata polisi pun menjadi sorotan di media sosial.

Pada 2 Oktober 2019, Polda Metro Jaya memaparkan data terkait aksi 30 September 2019. Polisi menangkap 1.365 peserta aksi di kawasan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Dari jumlah itu 380 orang ditetapkan sebagai tersangka, 179 orang ditahan, sisanya dibebaskan.

Saat itu setelah pemeriksaan dan pendataan, para orang tua menjemput anak mereka di Mapolda Metro Jaya, demonstrasi para pelajar itu sendiri terjadi menyusul aksi mahasiswa, organisasi buruh, dan aktivis yang menentang pengesahan RKUHP dan RUU kontroversial lain di ujung masa bakti DPR periode 2014-2019. Bukan hanya di Jakarta, aksi serupa pun terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia seperti Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Kendari sepanjang September-Oktober 2019.  (*/001)