Karakteristik Cacar Monyet, Bisa Sembuh Sendiri

Seorang wanita memegang botol tiruan berlabel “Vaksin Cacar Monyet” dan jarum suntik medis dalam ilustrasi ini diambil pada 25 Mei 2022. (REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi)

JAKARTA.NIAGA.ASIAMonkeypox atau cacar monyet bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril menjelaskan karakteristik dari penyakit tersebut.

“Kalau dari hewan ke manusia penularannya melalui kontak langsung antara hewan dan manusia,” kata Syahril, pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (24/6), dikutip niaga.asia dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

Penularan dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh, terutama bagian tubuh yang ada cacar seperti di sekitar muka atau tubuh hewan. Selain itu juga penularan ke manusia bisa melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang.

Sedangkan penularan dari manusia ke manusia bisa melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan maupun di badan. Kalau kontak langsung juga bisa melalui saluran napas atau terjadi droplet.

“Ini juga bisa menjadi sumber penularan, dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasenta-nya,” ujar Syahril.

Masa inkubasi monkeypox 5 sampai 13 hari atau 5 sampai 21 hari. Ada dua periode, pertama masa invasi dalam 0-5 hari terjadi demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, kemudian diketiak, atau selangkangan.

Kedua, masa erupsi, terjadi 1-3 hari pasca demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.

“Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pasca masa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri tidak terlalu berat. Dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox hanya sekitar 10% pasien dirawat di rumah sakit,” ucap Syahril.

Diterangkan, sampai saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh monkeypox di negara-negara yang sudah melaporkan terjadinya kasus itu.

“Kita diimbau untuk tetap tenang dan tetap waspada, karena ini juga sangat menular dan membuat tidak nyaman bagi kita semua,” tuturnya.

Yang perlu diperhatikan, lanjut Syahril adalah adanya komplikasi yakni infeksi sekunder, bronkopneumonia, maupun sepsis, ensefalitis, infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan.

Belum Ada Kasus

Monkeypox di Indonesia untuk saat ini belum ditemukan. Ada dua laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof Sri Oemiyati, BKPK di Jakarta.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

Tag: