Karang Mumus Meluap, 200 Rumah Terendam Banjir

Bendung Benanga di Lempake, Samarinda Utara, dijepret Selasa (24/12). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Lebih 200 rumah di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Karang Mumus, di Samarinda terendam banjir. Ketinggian air mencapai hingga 60 cm.

Kawasan Sempaja Timur, di Perumnas Bengkuring misalnya. Data dihimpun relawan kebencanaan Info Taruna Samarinda (ITS) hingga pukul 16.15 Wita sore ini tadi, sedikitnya 217 rumah tinggal yang terendam.

Permukiman warga itu sendiri, sejatinya mulai terendam sejaak Senin (23/12) kemarin. Air terus merangkak naik perlahan. Padahal, hari ini misalnya, tidak ada turun hujan, dan seharusnya Sungai Karang Mumus bisa membuang cepat luapan air ke Sungai Mahakam.

“Air naik dan meluas,” kata salah seorang koordinator ITS Joko Iswanto, kepada Niaga Asia, Selasa (24/12) sore ini.

Joko menerangkan, relawan kebencanaan, BPBD Kota Samarinda, serta petugas kelurahan Sempaja Timur, bersiaga dan terus menginventarisir rumah warga yang terendam akibat luapan SKM.

“Kami siaga di lokasi, apabila ada warga yang meminta evakuasi. Ketinggian air bervariasi. Mulai 10 cm sampai 60 cm,” ujar Joko.

Air banjir yang kembali merangkak naik di Perum Griya Mukti Sejahtera Selasa (18/6) pagi lalu sudah berwarna kehitaman dan beraroma tak sedap. Banjir di bulan itu merendam rumah warga hingga 2 pekan. (foto : Niaga Asia)

Niaga Asia siang tadi kembali mengecek debit tinggi muka air (TMA) Bendungan Benanga, di Lempake, Samarinda Utara. Per pukul 11.04 Wita, berada di posisi 69 cm. Angka itu menurun dibanding sekira pukul 02.00 Wita dini hari sebelumnya, di angka 73 cm.

Namun faktanya, meski debit TMA Bendungan Benanga turun, tidak demikian dengan kondisi SKM, yang berada di hilir bendungan. Luapannya, justru merendam rumah di sekitarnya. Mulai dari Bengkuring, sampai ke Griya Mukti di Gunung Lingai.

Bahkan, air sudah merengsek masuk ke perumahan Bumi Sempaja, yang bertetangga dengan perumahan Griya Mukti. “Saya tidak bisa tinggalkan rumah hari ini. Jangan sampai banjir Juni kemarin terulang. Lagi libur lebaran, air banjir masuk rumah merusak perabotan. Tidak ada yang menyangka waktu itu,” ungkap warga Bumi Sempaja, Idris.

Meski debit TMA turun, tidak menurunkan kesiapsiagaan BPBD Kota Samarinda. “Kami posisi siaga. Apalagi, informasi BMKG, musim hujan di Desember ini, dan puncaknya di bulan Januari,” kata Kepala BPBD Kota Samarinda Hendra, di lokasi Bendungan Benanga.

“Sejumlah permukiman, memang sudah mulai terendam air. Ketinggian sampai 60 cm, misalnya di Bengkuring. Perahu sudah kami siapkan di sana, untuk keperluan evakuasi warga,” ujar Hendra.

Menilik pengalaman bencana banjir di bulan Juni 2019 lalu, tingginya debit berdampak buruk bagi kawasan hilir bendungan, seperti DAS Karang Mumus. Saat itu, luapan Sungai Karang Mumus (SKM), merendam ribuan rumah warga di Bengkuring, Gunung Lingai, Jalan Pemuda, hingga permukiman kawasan Jalan Dr Sutomo. Tercatat, 56 ribu jiwa terdampak banjir, hingga memaksa Pemkot mengeluarkan status tanggap darurat bencana 2 pekan. (006)