Karantina Pertanian Samarinda Pastikan 52.880 Kg Benih Padi Aman Sampai ke Petani

Bongkar muat benih padi dari kontainer di Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran. (Foto: Karantina Pertanian Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Benih padi dari Lombok Barat, tiba di Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran, di Samarinda. Benih itu, diangkut menggunakan Kapal Laut Lumoso Bahagia Voy 344, dan Tanto Luas Voy 708. Total ada 52.880 Kg benih padi diterima Pejabat Karantina Pertanian Samarinda.

Benih padi itu, merupakan bantuan pemerintah, sehingga pejabat karantina Pertanian samarinda mengawal benih ini sebelum didistribusikan ke Kabupaten Penajam Paser Utara. Pemeriksaan dilakukan terhadap kelengkapan dokumen, dan fisik terhadap benih tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim yang diakses melalui website, didapat bahwa luas lahan sawah di Provinsi Kaltim, untuk oirigasi dan non irigasi, adalah 62.062 hektare. Sementara khusus di PPU, adalah 10.061 hektare untuk lahan sawah.

Dengan luas lahan yang cukup, diharapkan sektor pertanian terutama produksi padi, dapat ditingkatkan. Sehingga Kaltim dapat memenuhi kebutuhan beras tanpa mengharap daerah lain.

“Sesuai intruksi Menteri Pertanian dan arahan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang 11 bahan pangan pokok termasuk beras kita akan kawal sampai ke petani,” kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, Agus Sugiyono, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (17/6).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya telah menginstruksikan jajarannya, yang bertugas di batas penjuru negeri atau border, melakukan pengawasan dan pengendalian keamanan dan mutu pangan, serta pakan asal produk pertanian.

Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menambahkan, khusus untuk 11 jenis bahan pangan pokok, kelancaran distribusinya mendapat pengawalan ketat Badan Karantina Pertanian.

“Jadi seperti beras, cabe merah, bawang merah dan jagung yang termasuk didalam kelompok ini distribusi antar area kami fasilitasi. Dan tidak dapat diekspor, kecuali mendapat rekomendasi dari direktorat jendral teknis terkait,” tutup Jamil.

Untuk diketahui, tidak dipungkiri masyarakat Indonesia mayoritas mengkonsumsi nasi asal beras yang direbus atau ditanak. Sementara itu, beras berasal dari tanaman padi yang telah dipisah dari sekam.

Kebutuhan masyarakat di Kaltim akan beras masih bergantung dari daerah lain. Hal tersebut dikarenakan produksi beras di Kaltim masih terbatas, sehingga belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. (006)

Tag: