Karhutla di Berau, Bupati: Harus Waspada dan Selalu Standby

aa
Pemadaman apai yang membakar hutan lahan di Kecamatan Segah sejak Rabu (18/9) kemarin hingga Kamis (19/9) sore ini masih terus dilakukan. (Foto Niaga.Asia)

SEGAH.NIAGA.ASIA-Cuaca terik tak menyurutkan semangat para anggota gabungan baik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, warga, TNI dan polisi yang melakukan pemadaman di beberapa titik api yang sampai saat ini masih menyala. Bahkan, pemadaman yang dilakukan di Kecamatan Segah sejak Rabu (18/9) kemarin hingga Kamis (19/9) sore ini masih terus dilakukan.

Setelah pada Rabu pagi Wabup Berau Agus Tantomo melakukan peninjauan ke lokasi kebakaran lahan hingga ikut membantu memadamkan api, Kamis siang Bupati Berau Muharram juga mendatangi lokasi yang sama karena mendapatkan laporan kembali munculnya spot kebakaran.

“Kemarin memang sudah dilakukan pemadaman sampai jam 01.00 Wita tadi pagi. Tapi ternyata jam 07.00 mulai muncul lagi apinya, bahkan sudah merembet. Kemungkinan memang ini karena sengaja dibakar oleh warga yang niatnya hendak membuka lahan untuk berladang tetapi ternyata merembet karena faktor angin dan kekeringan, atau area tersebut cukup panas sehingga memunculkan api,” jelas Bupati Muharram.

Untuk itu, Muharram berpesan kepada masyarakat khususnya pemerintah baik di tingkat kecamatan, kelurahan dan kampung agar selalu waspada terus menerus. Apalagi, dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau, sebaran titik panas atau hotspot mencapai 48 titik yang tersebar di 9 kecamatan dimana yang terbanyak adalah 11 titik di Kecamatan Segah.

“Untuk itu BPBD Berau juga harus standby untuk alat dan SDMnya sehingga sewaktu-waktu terjadi kebakaran bisa segera mungkin diantisipasi. Termasuk juga tangki mobil pemadam yang harus selalu terisi. Apalagi juga titik di Segah ini cukup banyak sehingga memang harus ada pengawasan intensif sampai ada hujan secara siginifikan,” tambahnya.

aa
Bupati Berau, H Muharram dibantu petugas pemadam membawa selang air masuk hutan untuk mematikan api. (Foto Niaga.Asia)

Diakui Muharram, kekurangan armada pemadam juga menjadi salah satu kendala di lapangan ketika kebakaran terjadi di beberapa spot. Karena, ketika ada 1 area yang ditanggulangi ternyata area lainnya mulai terbakar sehingga perlu juga adanya manajemen alat pemadam yang betul-betul solid sehingga bisa diatasi semuanya. Terlebih untuk area jurang atau bukit yang jauh dari jalan, tentu harus ada selang yang cukup panjang untuk melakukan pemadaman, dan itu juga menjadi kendala lainnya.

Meskipun di kabupaten juga ada beberapa armada mobil pemadam kebakaran, itu tidak bisa dipergunakan karena tetap harus disiagakan di kota, guna mengantisipasi terjadinya kebakaran di dalam kota atau di pemukiman.

Sedangkan rencana Pemkab Berau yang akan meminta bantuan dari Skadron 13/Serbu, dengan meminjam helikopter untuk melakukan penanganan karhutla dari sisi udara, juga masih menjadi pertimbangan.

“Memang itu sudah ada kita bicarakan, tetapi untuk proses pemadamannya juga perlu ada alat khusus yang digunakan sebagai penyemprot air dari udara. Dan juga untuk kondisi saat ini sepertinya tidak memungkinkan, karena pesawat saja masih belum dapat terbang karena jarak pandang terbatas, apalagi helikopter? Tentu juga agak kesusahan,” katanya.

Dan khusus untuk daerah yang sifatnya gambut, dikatakan Muharram jika sudah bertemu dengan pihak perusahana dan kecamatan, agar dapat melakukan pengawasan dan pengontrolan setiap saat sehingga tidak merembet lebih luas lagi. (008)

Tag: