“Kartini” Tangguh Indonesia di AS: Veronika Andrews Manajer Senior di CCS Boeing

Veronika Andrews (kanan) bersama Michelle Koesmono, moderator pada  Webinar bertajuk “Perempuan Hebat, Indonesia Semakin Bermartabat” yang digelar KJRI San Francisco secara daring dan dihadiri hampir dua ratus peserta pada Senin (18/4/2022). (Foto KJRI San Francisco)

SAN FRANCISCO.NIAGA.ASIA – Kehadiran perempuan sangat penting dalam upaya mendorong pembangunan Indonesia. Seperti halnya kaum pria, peran besar perempuan di berbagai bidang telah banyak berhasil menjadi inspirasi dan katalisator semangat untuk perempuan lain dalam kiprahnya masing-masing bahkan bagi generasi muda Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, dalam sambutan pembukaannya pada Webinar bertajuk “Perempuan Hebat, Indonesia Semakin Bermartabat” yang digelar KJRI San Francisco secara daring dan dihadiri hampir dua ratus peserta pada Senin (18/4/2022).

“Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi kaum perempuan Indonesia lainnya, baik di tanah air maupun Amerika Serikat seperti halnya dedikasi Kartini dan banyak pahlawan perempuan Indonesia lainnya yang menggerakkan emansipasi perempuan Indonesia di masa kolonial dulu,” tambahnya.

Webinar tersebut telah menghadirkan 3 narasumber sosok perempuan hebat, para pemimpin perempuan Indonesia di Amerika Serikat yang telah berkarya dan mendedikasikan dirinya dalam profesi yang dimilikinya dengan cemerlang di bidang masing-masing.

Ketiga narasumber tersebut yakni Moorissa Tjokro, seorang ahli pengembang software mobil tanpa awak, Veronika Andrews, seorang Manajer Senior pada perusahaan aviasi ternama dunia, 777X Avionics Common Core System (CCS) Boeing, dan Ake Pangestuti, Ketua ALZI San Francisco yang aktif dalam mengadvokasi dan memberikan bantuan terhadap permasalahan dimensia.

Jalannya Webinar juga dipimpin oleh Michelle Koesmono, seorang mahasiswa Indonesia di Universitas California (UC) Berkeley yang juga merupakan Presiden Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS (PERMIAS) seluruh kampus di San Francisco Bay Area (SFBA).

Veronika Andrews, menceritakan secara cukup detail tentang perjalanan hidupnya yang sarat akan perjuangan, kegagalan, dan kemenangan.

“Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”, ujar penggemar memotret ini, mengutip kata-kata yang disampaikan Presiden Soekarno dulu.

Ibu yang saat ini berkarir sebagai Manajer Senior Boeing ini mengawali karirnya justru di bidang perhotelan di Bandung. Tak pernah terbesit pula, lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS tersebut, bisa menjadi manajer pada salah satu hotel internasional di Kota Kembang itu.

“Perjalanan hidup itu bisa berliku, yang penting kita semangat untuk terus berjuang dan sukses dalam bidang apapun yang ditekuni,” imbuhnya.

Perjanalan menuju posisi bergengsi di Boeing juga bukan perjalanan tanpa liku. Ia pernah ‘menjajal’ berbagai pekerjaan tanpa kenal malu dan lelah, seperti bersih-bersih rumah, mengajar, hingga menjadi asisten di laboratorium komputer.

“Saya sendiri mulanya hanya sebagai pegawai kontrak 3 bulan,” ceritanya.

Perempuan tamatan S2 University of Phoenix Arizona tersebut terus membuktikan ia bisa bekerja dengan baik. Pada tahun 2008 akhirnya ia diterima sebagai pegawai tetap sebagai Integrated Schedules Specialist di tim 747/767 Boeing. Hanya perlu kurang dari 11 tahun yaitu pada Februari 2019, Vero akhirnya mendapatkan posisi bergengsi sebagai Manajer Senior di perusahaan penerbangan terbesar di dunia tersebut.

Bagi Veronika, belajar dari perjalanan hidupnya yang keras mengantarkannya pada posisinya sekarang ini. Kunci kesuksesannya adalah kerja keras dan komitmen pada tujuan yang ingin dicapai. “Hidup ini keras, maka kita harus lebih keras lagi untuk bisa mengatasinya,”, ujarnya.

Pengalaman hidupnya sebagai penyintas kanker pankreas dan menghadapi berbagai stigma negatif sebagai “orang Asia” dan perlakuan diskriminatif sebagai seorang perempuan di tengah jenis pekerjaan yang didominasi kaum pria, juga pernah dialaminya. Namun semua itu tak pernah membuatnya jatuh. Ia justru buktikan dengan komitmen, kerja keras dan karya nyata.

Kesuksesan karir tidak lantas membuatnya tidak peka terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan. Ibu yang suaminya berkebangsaan AS dan memiliki tiga anak ini, aktif dalam mengkampanyekan kesetaraan, kegiatan advokasi, keberagaman dan inklusivitas di Boeing.

Penghargaan Boeing Global Diversity and Inclusion Award 2018 serta Society of Asian Science and Engineers (SASE) Advocate Awards 2019 menjadi bukti nyata keseriusannya dalam mengadvokasi berbagai masalah sosial dan kemanusiaan.

Kepercayaan korporasi terhadap profesionalisme dan kemampuan interpersonalnya juga membuatnya dipercaya sebagai President of Boeing Asian Pacific Association (BAPA) dan Vice President of Boeing Indonesian Association (BIA) saat ini.

Sumber : Konjen RI San Francisco  | Editor : Intoniswan

Tag: