Kasus COVID-19 di Dunia Turun 24%, Kematian Meningkat di Asia

Warga yang memakai masker mengantre untuk mendapatkan swab tenggorokan COVID-19 rutin di tempat pengujian virus corona di Beijing, Rabu, 17 Agustus 2022. (AP Photo/Andy Wong)

LONDON.NIAGA.ASIA — Kasus COVID-19 baru secara global turun hampir seperempatnya pada pekan lalu sementara kematian turun 6% meski masih lebih tinggi di beberapa bagian Asia. Itu dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Kamis.

Badan kesehatan PBB mengatakan ada 5,4 juta kasus baru COVID-19 yang dilaporkan pekan lalu, turun 24% dari minggu sebelumnya. Infeksi turun di berbagai belahan dunia, termasuk hampir 40% di Afrika dan Eropa dan sepertiga di Timur Tengah.

Kematian akibat COVID naik di Pasifik Barat dan Asia Tenggara masing-masing sebesar 31% dan 12%, tetapi turun atau tetap stabil di tempat lain.

Pada konferensi pers Rabu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kematian akibat virus corona yang dilaporkan selama sebulan terakhir telah melonjak 35%, dan mencatat ada 15.000 kematian dalam seminggu terakhir.

“15.000 kematian seminggu benar-benar tidak dapat diterima, ketika kita memiliki semua alat untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa,” kata Tedros dikutip dari Associated Press, Minggu.

“Tapi tidak ada dari kita yang tidak berdaya. Silakan divaksinasi jika tidak, dan jika Anda membutuhkan booster, dapatkan satu,” terang Tedros.

Pada hari Kamis, kelompok penasihat vaksin WHO merekomendasikan untuk pertama kalinya bahwa orang yang paling rentan terhadap COVID-19, termasuk orang tua, mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya dan petugas kesehatan, agar segera mendapatkan suntikan booster kedua. Banyak lembaga dan negara kesehatan lain membuat rekomendasi yang sama beberapa bulan lalu.

Kelompok ahli juga mengatakan telah mengevaluasi data dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk orang yang lebih muda dan mengatakan anak-anak dan remaja berada dalam kelompok prioritas terendah untuk vaksinasi, karena mereka jauh lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit parah.

Joachim Hombach, yang duduk di kelompok ahli vaksin WHO, mengatakan juga tidak pasti apakah para ahli akan mendukung booster yang tersebar luas untuk populasi umum atau vaksin kombinasi baru yang menargetkan varian omicron.

“Kita perlu melihat data apa yang akan memberitahu kita dan kita perlu melihat sebenarnya (apa) keuntungan dari vaksin ini yang terdiri dari strain (omicron),” katanya.

Awal pekan ini, pihak berwenang Inggris mengesahkan versi terbaru dari vaksin COVID-19 Moderna yang menargetkan omicron dan pemerintah Inggris mengumumkan akan ditawarkan kepada orang-orang di atas usia 50 tahun mulai bulan depan.

Sumber : The Associated Press | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: