Kasus Rabies Tembus 1.334, Komisi IV DPRD Kaltim: Ini Soal Nyawa Manusia

Vaksin rabies

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Lonjakan kasus gigitan hewan penular rabies di Kalimantan Timur memicu keprihatinan serius dari Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra. Hingga April 2025, tercatat 1.334 kasus gigitan, dengan 391 kasus baru terjadi hanya dalam empat bulan terakhir.

“Kasus rabies ini bukan sekadar soal gigitan hewan. Ini soal nyawa manusia. Data kasus yang terus naik adalah alarm serius bagi kita semua,” ujar Andi Satya Melalui telepon, Kamis (22/5/2025).

Sebagai dokter sekaligus legislator, Andi Satya mengingatkan bahwa rabies adalah penyakit yang hampir selalu fatal jika tidak ditangani sejak dini. Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa pencegahan dan respons cepat sangat krusial.

Andi Satya juga menegaskan bahwa rabies tidak hanya ditularkan oleh anjing, tetapi juga oleh hewan lain seperti kucing, kera, dan bahkan kelelawar.

“Kita harus ubah persepsi. Rabies bukan hanya dari anjing. Banyak masyarakat belum tahu bahwa kucing, kera, bahkan kelelawar bisa jadi pembawa virus rabies,” jelasnya.

Lebih lanjut, Andi Satya memberikan panduan darurat bagi masyarakat yang mengalami gigitan hewan. Langkah pertama, kata dia, adalah mencuci luka gigitan secepat mungkin.

“Segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit. Bila ada, gunakan povidon iodine atau alkohol 70%. Ini langkah awal yang penting untuk menurunkan risiko infeksi,” tuturnya.

Setelah itu, korban gigitan harus segera menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk melapor dan mendapatkan vaksinasi.

“Vaksin antirabies harus diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam. Kalau luka gigitan dalam atau luas, maka perlu disuntik imunoglobulin (SAR) juga,” tambahnya.

Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD, Andi mendorong Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk tidak hanya fokus pada respons medis, tapi juga memperkuat vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing.

“Pemerintah harus memperkuat program vaksinasi rabies pada hewan, edukasi masyarakat, dan respons cepat di faskes. Ini harus lintas sektor: Dinkes, Dinas Peternakan, camat, lurah, sampai RT harus bergerak bersama,” ujarnya.

Andi Satya juga mengingatkan agar pemerintah daerah tidak bersikap reaktif, melainkan proaktif.

“Jangan tunggu ada korban jiwa baru bergerak. Rabies bisa dicegah. Edukasi, vaksinasi, dan penanganan cepat adalah kuncinya. Kita sudah punya semua instrumennya, tinggal kemauan dan koordinasi,” pungkasnya.

Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: