Katarak, Empat Besar Sebab Kebutaan Mata di Indonesia

Camat Muara Wahau Irang Ajang dan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan M Yusuf bercengkrama dengan pasien yang akan melakukan Operasi Katarak. (Foto: Wak Hedir Humas)

MUARA WAHAU.NIAGA.ASIA – Kembali Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, melalui Puskesmas Muara Wahau, Telen dan Kongbeng melakukan Bakti Sosial berupa operasi katarak mata. Kali ini, pelaksanaannya di Puskesmas II Muara Wahau, Sabtu (6/4/2019). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kutim yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Muhammad Yusuf.

Ketua Tim PERDAMI Cabang Kaltim-Kaltara dr Eka Falentina Wati SPM mengatakan, kegiatan tersebut merupakan tahun ketiga pihaknya dengan Dinkes Kutim. Sebelumnya telah melakukan operasi katarak di Muara Bengkal dan Muara Ancalong. Tahun ini, diadakan di Muara Wahau mengingat banyak masyarakat yang memiliki gangguan pada mata serta cukup jauh untuk datang ke Kota apabila ingin melakukan pemeriksaan mata.

Lebih lanjut Eka menjelaskan, PERDAMI Cabang Kaltim-Kaltara telah dibentuk sejak 2003 silam. PERDAMI merupakan organisasi prosefesi yang tugas utamanya adalah memberantas kebutaan. Penyebab kebutaan itu banyak, empat terbesar penyebab kebutaan di Indonesia dan negara berkembang adalah nomor satu katarak, selanjutnya glaukoma, penyakit-penyakit saraf mata dan kelainan-kelainan refraksi.

“Katarak masih menjadi primadona, karena mengapa, bila dokter mata ditanya, tindakan apa yang paling banyak ditangani oleh dokter? Yaitu katarak. Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara, karena jumlah penduduknya tertinggi. Penyebabnya fasilitas yang masih terbatas. Seperti di Muara Wahau dan harus menempuh jarak yang cukup jauh,” ucap dokter spesialis mata yang bertugas di Balikpapan itu.

Tim PERDAMI tidak hanya dari satu, namun dari beberapa Kota/Kabupaten dan kali ini ada yang dari Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong. Di samping sebagai kewajiban untuk memberantas kebutaan, Eka mengakui ada rasa senang tersendiri karena bisa keluar dari rutinitas sehari-hari.

“Bertemu orang banyak dan ketemu dengan pasien yang bisa melihat, itu adalah kepuasan kami (PERDAMI). Itulah, mengapa kami tidak henti-hentinya pergi jika ada kegiatan bakti sosial,” ucap Eka yang juga sebagai Sekretaris PERDAMI cabang Kaltim-Kaltara itu.

Disamping itu Eka mengakui, kegiatan terkadang mengalami kendala karena biaya. Tapi Ia bersyukur sambutan dari Dinas Kesehatan Kutim dan masyarakat begitu baik. Sehingga bisa mendukung pelaksanaan bakti sosial yang dilaksanakan selama ini di Kutim.

Sementara, Camat Muara Wahau, Irang Ajang mengatakan, pemerintah kecamatan Muara Wahau menyambut baik kegiatan tersebut. Dia juga meminta agar kegiatan tersebut dapat dijadwalkan kembali tahun depan. Khususnya, untuk wilayah Kecamatan Muara Wahau, Telen dan Kongbeng.

“Karena kegiatan ini sangat mulia, karena jika dihitung-hitung biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien cukup tinggi. Berkat perhatian pemerintah Kabupaten maupun Provinsi, khususnya PERDAMI, sehingga bisa mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi- tinghinya. Sebab kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang sangat mulia,” kata mantan Camat Kongbeng itu.

Diakhir, dia mengimbau agar masyarakat yang dioperasi harus mengikuti ketentuan-kentuan yang telah disampaikan oleh tim medis. Sehingga, mata bisa lekas membaik.

“Selesai operasi jangan langsung dibawa ke kebun. Karena masih ada pemeriksaan lanjutan, jadi harus diikuti. Kami doakan bapak/ibu yang telah melakukan operasi dapat sembuh dan menikmati masa tuanya dengan baik,” tutupnya. (hms15)