KBRI Pretoria Hadirkan Nasi Goreng, Sate & Soto Ayam di “World Food Festival”

Kuliner Indonesia merupakan salah satu favorit pengunjung  “World Food Festival” yang diikuti 8 negara di Pretoria, Afsel. (Foto KBRI Pretoria)

PRETORIA.NIAGA.ASIA – Dalam “World Food Festival” yang dihelat oleh Kedutaan Besar Afrika  Selatan di Pretoria, Indonesia menghadirkan nasi goreng dan sate ayam sebagai sajian kuliner khas Indonesia (30/05 – 03/06/2022). Perhelatan tersebut diikuti delapan negara yaitu Brazil, Indonesia, Iran, Filipina, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Sri Lanka.

KBRI Pretoria dalam siaran peranya mengungkapkan,  “World Food Festival” digelar dalam format Food ExhibitionCooking Class Experience , dan Movie Screening.

“Masing-masing negara peserta menghadirkan kuliner khasnya masing-masing, seperti Singapura dengan mie nyonya laksa, Iran dengan kebab, dan Afrika Selatan dengan pap, kuliner pokok masyarakat Afrika Selatan yang terbuat dari bahan dasar jagung,” papar KBRI Pretoria.

Uniknya, kuliner Indonesia merupakan salah satu favorit pengunjung. Marthin, seorang pengunjung asal Afrika Selatan, misalnya, mengaku bahwa dirinya sangat menyukai rasa khas Nasi Goreng dan Sate Ayam yang baru kali itu dirasakannya.

Dirinya mengaku bahwa sempat mengantri sampai empat kali untuk memuaskan keinginannya menikmati kuliner tersebut.

“Saya mengantri sampai empat kali untuk menikmati (kedua) makanan ini, satu kali nampaknya tak cukup untuk saya,” ujarnya.

Dua mata acara yang tak kalah menarik pada gelaran WFF adalah Cooking Class Experience dan Movie Screening. Pada kedua acara tersebut, Indonesia menurunkan masing-masing “Soto Ayam” dan Sembilan film pendek asal Denpasar, Bali.

Soto Ayam pada Cooking Class Experience memperlihatkan daya pikat tersendiri dimana dari sejak pendaftaran ‘kursus kilat’ kuliner Indonesia tersebut dibuka, sudah “fully booked“.

Sebagian besar peserta yang mendaftar pada CCE Indonesia mengaku sangat puas dengan pengalaman memasak makanan Indonesia yang menurut mereka memiliki cita rasa khas tersendiri.

Adalah Stephanie Juliancy, salah seorang pengurus Dharma Wanita Persatuan KBRI Pretoria, yang bertindak sebagai instruktur pada CCE Indonesia.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan WFF, setiap negara peserta diminta menampilkan film lokal masing-masing dengan tema kuliner maupun tema-tema lainnya.

Sebagai dukungan kepada program pemerintah Indonesia untuk kembali mempromosikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, maka khusus untuk program Movie Screening pada gelaran WFF, Indonesia tampil dengan film-film berlatar kehidupan sosial dan budaya masyarakat pulau dewata tersebut.

Sumber: KBRI Pretoria | Editor: Intoniswan

Tag: