Keahlian Pekerja Bersihkan Tangki Pendam SPBU di Samarinda Dipertanyakan

Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Ary Fadli memberikan penjelasan soal antrean bahan bakar yang sudah meresahkan kepada wartawan di Polresta Samarinda, Jumat 15 Juli 2022. (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Ledakan disusul terbakarnya tangki pendam di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 64.752.02 Jalan Bung Tomo, Samarinda, meluka dua orang. Keahlian kedua orang itu membersihkan tangki pendam dipertanyakan. Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Ary Fadli mengatakan itu Jumat.

Ary bersama tim satuan reserse kriminal Polresta Samarinda mengecek lagi lokasi tempat kejadian perkara (TKP) tangki pendam bahan bakar Pertalite yang terbakar hari Rabu.

“Kita cek lagi untuk memastikan kembali kronologi peristiwa, dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menindaklanjuti persoalan ini,” kata Ary dalam pernyataannya kepada wartawan.

BACA JUGA :

Kronologi Terbakarnya Tanki Pendam di SPBU Samarinda Lukai Dua Orang

Kepolisian ingin mendapatkan kronologi itu secara utuh. Seperti standar operasional prosedur yang dilaksanakan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Sementara dua saksi diperiksa. Untuk saksi yang kemarin melaksanakan kegiatan belum bisa kita ambil keterangan karena masih dirawat di rumah sakit,” ujar Ary.

Polisi mempertimbangkan untuk mendatangkan tim pusat laboratorium forensik Polri cabang Surabaya apabila dirasa perlu untuk dihadirkan. Selain itu, koordinasi juga sudah dilakukan bersama dengan Pertamina.

Proses pemadaman terbakarnya tangki pendam SPBU No 64.752.02 Jalan Bung Tomo, Samarinda, Rabu 3 Agustus 2022 (istimewa)

“Kita akan minta keterangan Pertamina untuk proses kegiatan kalibrasi yang mengakibatkan insiden ini. Dua korban (luka bakar) adalah dari pihak ketiga yang melaksanakan kalibrasi,” Ary menambahkan.

Keahlian dua pekerja yang terluka bakar itu juga menimbulkan pertanyaan.

“Kita akan cek pihak ketiga ini, apakah memiliki sertifikasi atau kompetensi terkait kegiatan kalibrasi itu? Kalau punya standar operasional prosedur, itu seharusnya tidak terjadi insiden tersebut,” demikian Ary.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: