
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Meskipun hujan mulai rutin mengguyur Kota Balikpapan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan warga agar tidak menurunkan kewaspadaan terhadap risiko kebakaran permukiman.
Kepala BPBD Kota Balikpapan, Usman Ali, menerangkan, kondisi cuaca yang tidak menentu justru sering menimbulkan potensi korsleting listrik. Aktivitas warga yang meningkat pada malam hari, terutama di kawasan padat penduduk, menjadi salah satu faktor pemicu.
“Banyak yang beranggapan musim hujan aman dari kebakaran, padahal sebaliknya. Udara lembap bisa memengaruhi peralatan listrik dan meningkatkan risiko korsleting,” kata Usman, Senin 27 Oktober 2025.
Selama Oktober 2025, petugas BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran telah menangani beberapa insiden kebakaran di sejumlah titik kota. Salah satu kejadian terbesar terjadi di Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat, pada Sabtu 25 Oktober 2025 pagi, yang menghanguskan 6 rumah di RT 29 dan RT 32.
Akses jalan sempit dan padat bangunan menjadi tantangan utama bagi petugas pemadam.
“Daerah padat penduduk memang rawan. Sekali api muncul, penyebarannya cepat karena jarak antarrumah sangat rapat,” kata Usman.
Untuk mencegah kejadian serupa, BPBD terus menggencarkan patroli lapangan dan sosialisasi kepada masyarakat melalui kelurahan serta ketua RT.
Warga diminta memastikan keamanan instalasi listrik di rumah masing-masing, tidak menumpuk colokan, serta mematikan kompor dan alat elektronik ketika tidak sedang digunakan.
Usman juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah di sekitar permukiman. Meskipun udara sedang lembap, percikan api dari pembakaran terbuka tetap berisiko menyulut kebakaran di area berumput atau lahan kering.
“Kami imbau warga untuk tidak membakar sampah sembarangan. Bila melihat api atau asap yang mencurigakan, segera hubungi petugas BPBD atau pemadam agar dapat ditangani sebelum meluas,” tegasnya.
Menurut catatan BPBD, sebagian besar insiden kebakaran di Balikpapan tahun ini disebabkan oleh korsleting listrik dan kelalaian manusia, seperti lupa mematikan kompor atau meninggalkan alat pemanas menyala tanpa pengawasan.
Usman menekankan pentingnya membangun budaya siaga bencana di tengah masyarakat, terutama di kawasan padat yang berisiko tinggi terhadap berbagai jenis bencana.
“Kesiapsiagaan bukan hanya untuk menghadapi banjir atau longsor, tapi juga kebakaran. Pencegahan harus menjadi kebiasaan di rumah tangga,” ujarnya.
Masih ditambahkan Usman, BPBD siap bergerak kapan pun dibutuhkan, namun upaya utama harus datang dari masyarakat sendiri.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanBencanaKebakaran