Kelanjutan Proyek Bendali Ampal Hulu Terganjal Sengketa Lahan

Pekerjaan fisik bendungan pengendali (bendali) di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal telah dimulai dan mencapai progres 14,17 persen. (HO-Pemkot Balikpapan)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Pembangunan bendungan pengendali (Bendali) di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal, Balikpapan, belum bisa berjalan mulus.

Meski pekerjaan fisik telah dimulai dan mencapai progres 14,17 persen, proyek pengendalian banjir ini masih terkendala dalam penyelesaian lahan, serta belum adanya kejelasan penuh dari pemerintah pusat.

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan menyatakan bahwa sebagian besar lahan berhasil dibebaskan. Namun demikian, sembilan bidang tanah masih belum bisa ditindaklanjuti lantaran terbentur masalah administrasi ahli waris.

Dana ganti rugi pun telah dititipkan ke pengadilan, menunggu pemilik sah menyelesaikan urusan pencairan.

“Secara hukum sudah bisa dilanjutkan. Kami tinggal menunggu warga menyelesaikan prosedur agar tidak menghambat tahapan berikutnya,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Balikpapan, Jen Supriyanto, ditemui Selasa 27 Mei 2025.

Proyek ini sempat mengalami penundaan selama beberapa tahun akibat pandemi COVID-19, serta pergeseran fokus pembangunan nasional terkait Ibu Kota Nusantara (IKN). DPU menyebut bahwa kelanjutan pembangunannya sangat tergantung pada respons dari Balai Wilayah Sungai (BWS) IV Kalimantan.

Dari total lahan seluas 10 hektare yang direncanakan, baru sekitar 4 hektare yang dikerjakan. Bendali yang tengah dibangun ini mampu menampung sekitar 40 ribu meter kubik air, sementara kapasitas maksimal yang ditargetkan adalah 120 ribu meter kubik.

Sebagai langkah lanjutan, Pemkot juga menjajaki kerja sama dengan pihak swasta, termasuk memanfaatkan lahan fasilitas umum milik Sinar Mas, yang dinilai strategis untuk pengembangan bendali tambahan di sekitar area DAS Ampal Hulu.

“Kolaborasi antarlembaga sangat penting untuk mempercepat eksekusi di lapangan. Harapannya, tahapan konstruksi bisa dimulai pada tahun 2026,” terang Jen.

Pemerintah Kota menempatkan proyek ini sebagai salah satu prioritas strategis dalam rangka mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di Balikpapan, khususnya di musim penghujan. Selain itu, proyek ini juga dipandang sebagai bagian dari kesiapan infrastruktur Balikpapan sebagai kota penyangga IKN.

Dengan dukungan lintas sektor dan koordinasi pusat-daerah yang solid, bendali Ampal Hulu diharapkan dapat menjadi infrastruktur vital yang memperkuat ketahanan Balikpapan terhadap ancaman banjir di masa depan.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi

Tag: