Keluhkan Batuk dan Demam, 3 Orang Diisolasi di Tarakan

Direktur Utama RSUD Tarakan dr Hasbi Hasyim (foto : istimewa)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona (Covid-19) yang diisolasi di RSUD Tarakan, terus bertambah menjadi 3 orang sejak Senin (16/3) hingga pagi ini.

“Data terakhir pagi tadi sudah ada tiga orang atau pasien yang tergolong dalam pengawasan (PDP),” kata Direktur Utama RSUD Tarakan dr Hasbi Hasyim, Rabu (18/3).

Pasien terbaru tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan, yang berasal dari Kabupaten Tana Tidung (KTT).

Sementara dua pasien lainnya, pertama jenis kelamin pria dengan usia 25 tahun, merupakan penumpang KM Pelni dari Toli-Toli Sulawesi Tengah, yang tiba di Tarakan pada Senin (16/3).

Sedangkan seorang pasien lainnya, merupakan penumpang salah satu maskapai penerbangan dari Batam menuju Medan, Jakarta dan berakhir di Bandara Juwata Tarakan, Selasa (17/3) kemarin.

“Yang dari Jakarta sebelumnya penumpang dari Batam, Medan. Keluhannya ketiga pasien ini sama yaitu batuk, pilek, dan demam,” ujar Hasbi.

Namun demikian, riwayat pasien dari Toli-Toli dan KTT belum diketahui persis apakah pernah ada kontak dengan penderita Covid-19 atau tidak. Ketiga PDP corona ini dirawat di ruang khusus di RSUD Tarakan yang terpisah dari pasien penyakit lainnya.

“Untuk penanganananya seperti biasa saja. Kalau dia demam, kita kasih obat demam. Begitu juga kalau dia batuk,” jelasnya.

“Mereka kita isolasi selama 14 hari. Tapi kalau misalnya dalam waktu lima hari kedepan hasilnya negatif, ya kita rawat jalan,” tambah Hasbi.

Dia menambahkan, uji sampel pada ketiga pasien tersebut telah dilakukan. Selanjutnya akan dikirim ke Surabaya berdasarkan surat edaran Menteri Kesehatan. “Ya paling tiga hari sudah kita dapatkan hasilnya,” sebut Hasbi.

Tidak punya Alat Pelindung Diri (APD)

Sejauh ini RSUD Tarakan menyiapkan enam kamar khusus PDP corona yang berada di lantai 2 dan 4. Persoalan lainnya, Hasbi mengaku baju pengaman (APD), guna mengantisipasi penyebaran covid-19 untuk para perawat di RSUD Tarakan, sejauh ini belum tersedia.

“Saya sudah minta ke Kemenkes sampai sekarang belum dapat. Minta ke RSUD Gatot Subroto jumlahnya terbatas,” tambahnya.

Sehingga, berdasarkan saran Kemenkes bahwa solusi dapat dilakukan dengan cara berimprovisasi dengan menggunakan jas hujan, atau mantel yang berukuran tipis.

“Kalau soal kebutuhannya berapa kita tidak bisa memprediksi. Karena tergantung jumlah pasiennya. Tapi kemarin kita sudah lakukan pengadaan dapat 200 pcs,” terangnya.

“Sebetulnya menularnya itu bukan lewat udara tapi semburan air liur kita pada saat kita batuk atau bersin. Makanya disarankan pakai masker bagi yang sakit,” demikian Hasbi. (003)

Tag: