Kematian Akibat Banjir Pakistan Lewati 1.000 Orang

Seorang pria mencari barang-barang yang dapat diselamatkan dari rumahnya yang dilanda banjir di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Minggu, 28 Agustus 2022. (AP/Zahid Hussain)

ISLAMABAD.NIAGA.ASIA — Kematian akibat banjir yang meluas di Pakistan mencapai 1.000 orang sejak pertengahan Juni, kata para pejabat hari Minggu. Menteri iklim negara itu menyebut musim monsun yang mematikan sebagai “bencana iklim yang serius.”

Banjir bandang akibat hujan lebat telah menghanyutkan desa-desa dan tanaman. Tentara dan pekerja penyelamat mengevakuasi penduduk yang terdampar ke kamp-kamp bantuan yang aman dan menyediakan makanan bagi ribuan orang Pakistan yang terlantar.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan korban tewas sejak musim hujan dimulai lebih awal dari biasanya tahun ini – pada pertengahan Juni – mencapai 1.033 orang setelah kematian baru dilaporkan di Khyber Pakhtunkhwa dan provinsi Sindh selatan.

Sherry Rehman, seorang senator Pakistan dan pejabat tinggi iklim negara itu, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami “bencana iklim yang serius, salah satu yang paling sulit dalam dekade ini.”

“Kami saat ini berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang monsun monster dekade ini sedang melanda tanpa henti,” katanya, seperti dikutip dari The Associated Press.

Pernyataan di depan kamera itu di-retweet oleh duta besar negara itu untuk Uni Eropa.

Banjir dari Sungai Swat semalam mempengaruhi provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, di mana puluhan ribu orang – terutama di distrik Charsadda dan Nowshehra – telah dievakuasi dari rumah mereka ke kamp-kamp bantuan yang didirikan di gedung-gedung pemerintah. Banyak juga yang berlindung di pinggir jalan, kata Kamran Bangash, juru bicara pemerintah provinsi.

Bangash mengatakan sekitar 180.000 orang telah dievakuasi dari Charsadda dan 150.000 dari desa distrik Nowshehra.

Seorang warga, Khaista Rehman, 55 tahun, berlindung bersama istri dan tiga anaknya di sisi jalan raya Islamabad-Peshawar setelah rumahnya di Charsadda terendam semalaman.

Alhamdulillah kami aman sekarang di jalan ini yang cukup tinggi dari daerah banjir,” katanya.

Wanita Pakistan membuat roti di dekat rumah mereka yang rusak dikelilingi oleh banjir, di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Minggu, 28 Agustus 2022. (AP/Zahid Hussain)

“Tanaman kami hilang dan rumah kami hancur, tetapi saya bersyukur kepada Allah bahwa kami masih hidup dan saya akan memulai kembali kehidupan bersama putra-putra saya,” Rehman menerangkan.

Musim hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi keempat provinsi di negara itu. Hampir 300.000 rumah telah hancur, banyak jalan tidak dapat dilalui dan pemadaman listrik telah meluas yang berdampak bagi jutaan orang.

Paus Fransiskus pada hari Minggu mengatakan dia ingin memastikan “kedekatannya dengan penduduk Pakistan yang dilanda banjir dengan proporsi bencana.”

Berbicara selama ziarah ke kota Italia L’Aquila, yang dilanda gempa bumi mematikan pada tahun 2009, Paus Fransiskus mengatakan dia berdoa “untuk banyak korban, untuk yang terluka dan yang dievakuasi, dan agar solidaritas dan kedermawanan dunia internasional segera datang.”

Rehman mengatakan kepada outlet berita Turki TRT World bahwa pada saat hujan surut, “kita bisa saja memiliki seperempat atau sepertiga Pakistan di bawah air.”

“Ini adalah sesuatu yang merupakan krisis global dan tentu saja kita akan membutuhkan perencanaan yang lebih baik dan pembangunan berkelanjutan di lapangan. Kita perlu memiliki tanaman serta struktur yang tahan iklim,” katanya.

Pada bulan Mei, Rehman mengatakan kepada BBC Newshour bahwa baik utara dan selatan negara itu menyaksikan peristiwa cuaca ekstrem karena kenaikan suhu.

“Jadi di utara sebenarnya baru saja kita … mengalami apa yang dikenal sebagai banjir semburan danau glasial yang sering kita alami karena Pakistan adalah rumah bagi jumlah gletser tertinggi di luar wilayah kutub,” jelasnya.

Pemerintah telah mengerahkan tentara untuk membantu otoritas sipil dalam operasi penyelamatan dan bantuan di seluruh negeri. Panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa mengunjungi daerah-daerah yang terkena dampak banjir di provinsi Sindh selatan untuk mempercepat pekerjaan bantuan di sana.

Sementara itu, tentara Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menerbangkan 22 turis yang terperangkap di sebuah lembah di utara negara itu ke tempat yang aman.

Sumber : The Associated Press | Editor : Saud Rosadi

Tag: