
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Periode Januari—Maret 2025, ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai USD644,83 juta. Nilai ini meningkat 0,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Negara utama tujuan ekspor Indonesia, antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Prancis.
”Sementara itu, pada 2024, Indonesia tercatat sebagai negara eksportir furnitur dan kerajinan ke-20 dunia, dengan total ekspor mencapai USD 2,43 miliar,” ungkap Menteri Perdagangan Budi Santoso saat meluncurkan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Rabu, (21/5).
IFEX 2026 yang akan dilaksanakan pada 5─8 Maret 2026 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City di Kabupaten Tangerang, Banten digelar Kementerian Perdagangan bersama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, kegiatan ini merupakan komitmen nyata sinergi pemerintah dan pelaku industri dalam mendukung pertumbuhan ekspor nasional. Komitmen melalui IFEX 2026 ini menjadi dorongan bagi sektor furnitur dan kerajinan yang memiliki potensi besar di pasar global.
“Kami mengapresiasi upaya kolaboratif asosiasi, pelaku usaha, dan berbagai pihak untuk meningkatkan kinerja ekspor nonmigas Indonesia melalui promosi seperti penyelenggaraan pameran dagang. Melalui pameran IFEX, Indonesia diharap semakin menunjukkan eksistensinya sebagai pemasok furnitur dan kerajinan yang kompetitif di pasar global,” ujar Mendag.
Mendag mengatakan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produsen furnitur berkualitas tinggi. Indonesia memiliki kekayaan material alami yang melimpah. Indonesia juga didukung kemampuan produksiyang unggul disisi estetika dan fungsionalitas. Hal ini menjadikan furnitur Indonesia memiliki keunggulan di pasar global.
“Pelaku usaha furnitur dan kerajinan di Indonesia juga mulai menerapkan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnisnya. Langkah ini semakin memberi nilai tambah yang memperkuat citra positif produk Indonesia di pasar internasional,” ucap Mendag.
Meskipun Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif, Mendag menegaskan Indonesia tetap perlu mendorong peningkatan ekspor furnitur dan kerajinan. Terutama, untuk bersaing dengan negara-negara produsen furnitur dan kerajinan lainnya seperti Vietnam dan Malaysia.
“Selain itu, ketidakpastian ekonomi global serta kebijakan tarif dari Amerika Serikat tentu dapat memengaruhi kinerja bisnis furnitur dan kerajinan Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur, yang juga hadir dalam peluncuran, mengapresiasi dukungan penuh dari Kemendag terhadap penyelenggaraan IFEX 2026. Ia menilai, keterlibatan 46 perwakilan dagang Indonesia yang tersebar di 33 negara merupakan kekuatan besar dalam memperluas jangkauan promosi pameran dan menjaring buyerinternasional.
“Kemendag memiliki perwakilan dagang yang tersebar di berbagai negara. Perwakilan dagang tersebutdapat membantu mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan buyer potensial dari mancanegara,” ujar Abdul.
Salah satu calon peserta IFEX 2026, Ashish Arora, yaitu pemilik PT Anya Living International mengungkapkan, ia telah rutin mengikuti IFEX sejak 2018 karena pameran ini memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan bisnisnya.
Menurutnya, IFEX merupakan platform yang efektif dan efisien karena biaya partisipasinya terjangkau namun mampu menarik banyak pembeli.
“Pertumbuhan bisnis kami yang paling signifikan berasal dari partisipasi di IFEX,” tambah Ashish.
Turut hadir pada peluncuran ini, yaitu Direktur Utama PT Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung. Sementara itu, mendampingi Mendag, yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Furnitur