Kemensos Bantu Pokdarwis Bangen Tawai Pelestari Kebudayaan  dan Keharmonisan Hidup

Pengurus Pokdarwis Bangen Tawai, Desa Sekaduyan Taka membuat kerajinan aksesoris tradisional. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Kementerian Sosial (Kemensos) RI melalui Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Utara, memberikan bantuan pemberdayaan ekonomi kearifan lokal kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bangen Tawai, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Manggaris.

Pokdarwis Bangen Tawai, Desa Sekaduyan Taka adalah kelompok masyarakat berbagai suku dan agama yang selama ini getol memperjuangkan pelestarian kebudayaan  serta keharmonisan hidup bermasyarakat di perbatasan Kabupaten Nunukan,

“Nilai bantuan terima Rp 50 juta, sesuai program kerja digunakan untuk pengadaan peralatan baju adat dayak kenyah dan adat bugis,” kata Ketua Pokdarwis Bangen Tawai Desa Sekaduyan Taka, Rici Sugianto pada Niaga.Asia, Sabtu (08/01).

Dari bantuan itu pula, Pokdarwis Bangen Tawai membeli peralatan dan bahan kerajinan pembuatan aksesoris seperti, gelang, kalung, topi dan gantungan kunci dengan nuansa kreasi budaya yang ada di Sei Menggaris.

Rici menjelaskan, munculnya ide pembuatan kerajinan tradisional berawal dari keinginan masyarakat melestarikan budaya dan mencegah munculnya konflik sosial penyebaran radikalisme di perbatasan Indonesia.

“Mempromosikan wisata desa wilayah perbatasan merupakan bentuk nasionalisme dari kami dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ucapnya.

Dalam kiprahnya mendukung promosi budaya, Pokdarwis bersama masyarakat ikut serta dalam memperkenalkan dan membuat batik Lulantatibu gabungan 4 etnis suku Dayak dan Tidung yang selama ini menjadi pakaian khas Kabupaten Nunukan.

Lewat kegiatan-kegiatan inilah, Pokdarwis Bangen Tawai menciptakan persamaan, kerukunan adat istiadat dan agama yang selama ini sering memantik perbedaaan perselisihan masyarakat.

“Bersatu padu membangun desa, bersatu menjaga NKRI dan melestarikan sosial budaya tanpa melihat siapa kamu dan siapa saya, kita semua anak bangsa Indonesia,” terangnya.

Pokdarwis Bangen Tawai lahir atas keinginan kuat masyarakat dalam mempertahankan nilai-nilai luhur yang salah satunya, melestarikan seni tari dan musik tradisional kolintang serta menjadikan destinasi wisata alam, budaya dan sejarah.

Keberadaan Pokdarwis Bangen Tawai diresmikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Nunukan, pada tanggal 28 Februari 2020 di rumah adat suku Dayak Kenyah Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris.

Dalam perjalanannya, Pokdarwis telah melakukan pengkajian potensi wisata alam, kuliner dan kerajinan tangan yang telah lama ada, namun belum didukung sentuhan promosi pasar secara luas

“Kemampuan dan keahlian ada, tinggal bagaimana cara kita memanajemen wisata dan hasil kerajinan agar dikenal keluar daerah,” terangnya.

Pengembangan sektor wisata merupakan bagian rencana Pokdarwis dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan masyarakat. Wisata alam dan khas etnis adalah benda mati yang jika dikelola menghasilkan pendapatan.

“Selain menjaga kebudayaan leluhur, kita mencari penghasilan dari kekayaan yang diberikan alam dengan tetap memperhatikan kearifan lokal,” tambahnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: