
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, minta dipercepat penyaluran 500 ton beras SPHP dan 130 ton cadangan pangan setiap bulannya di Kota Balikpapan sebagai strategi pengendalian inflasi pangan menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Permintaan itu disampaikan Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kemenko Perekonomian RI, Mohamad Siradj Parwito, saat melakukan monitoring ketersediaan beras di Gudang Bulog Klandasan Ilir, Balikpapan, Rabu (3/12/2025).
Langkah percepatan dilakukan untuk memastikan intervensi pasokan berjalan efektif di tengah kenaikan kebutuhan nasional pada akhir tahun.
“SPHP akan disalurkan 500 ton setiap bulannya, dan ada sekitar 130 ton cadangan pangan yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat,” kata Siradj.
Kebutuhan beras Balikpapan mencapai 5.300 ton per bulan, terdiri dari 4.000 ton untuk konsumsi rumah tangga dan 1.300 ton untuk sektor hotel, restoran, dan kafe (HOREKA). Intervensi pemerintah melalui SPHP dialokasikan guna menjaga keterjangkauan harga dan mencegah spekulasi pasar.
Cadangan pangan nasional tersebut diperuntukkan bagi 82 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan komposisi penyaluran 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng untuk setiap dua bulan distribusi.
Sisa 130 ton cadangan pangan untuk Balikpapan masih menunggu kedatangan kapal pengangkut minyak goreng yang saat ini dalam antrean sandar di pelabuhan. Adapun proses distribusi baru dapat dilakukan setelah kedua komoditas tersedia lengkap sesuai ketentuan paket bantuan.
Siradj menegaskan bahwa percepatan penyaluran menjadi bagian penting dari strategi pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasokan, permintaan, mengendalikan tekanan inflasi pangan, serta menjamin akses masyarakat terhadap bahan pokok pada periode konsumsi tinggi.
Hasil inspeksi terhadap fasilitas pergudangan Bulog Balikpapan juga menunjukkan kondisi penyimpanan dinilai layak untuk menjamin mutu komoditas yang didistribusikan.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan
Tag: Beras