Kerusakan Jalan di Samarinda Jangan Tunggu Viral Baru Diperbaiki

Kerusakan jalan di Jalan Pulau Sebatik berlatar belakang Hotel Mercure. Kerusakan jalan yang dinilai sangat memalukan itu mulai diperbaiki. Foto dijepret Sabtu (6/6) sore. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kerusakan jalan berlubang parah di Jalan Pulau Sebatik, Samarinda, Kalimantan Timur, yang sebelummya dinilai warga sangat memalukan akhirnya mulai diperbaiki. Namun secara umum, wajah kota Samarinda dinilai warga memang semrawut.

Pemantauan Niaga Asia sore ini sekira pukul 16.00 WITA, meski tidak terlihat pekerja perbaikan jalan, dari 3 lubang di jalan itu, dua diantaranya telah di tambal cor beton. Satu lagi, masih pengerasan.

Pengguna jalan yang melintas, mesti berjalan perlahan lantaran badan jalan menyempit, imbas dari badan jalan yang sedang diperbaiki, dari kerusakan lubang yang cukup parah.

Warga menilai, keterbatasan anggaran perbaikan jalan oleh pemerintahan di kota Samarinda, meski di tengah pandemi Covid-19, setidaknya jangan menjadi alasan.

“Menurut saya, alasan anggaran sepertinya terlalu jadi alibi. Contohnya kota-kota lain, kalau ada jalan berlubang yang membahayakan, dan tidak nyaman dilalui, bisa langsung direspon tanpa perlu viral,” kata Benny, salah seorang warga, sekaligus pengusaha di Samarinda, kepada Niaga Asia, Sabtu (6/6).

Terlepas dari kondisi jalan rusak yang memang lambat diperbaiki, Benny melontarkan kritikannya buat Samarinda, yang notabene ibu kota provinsi Kalimantan Timur.

“Jujur, Samarinda semrawut. Contoh aja tali air jalan yang tidak rapi, dan pembuatan trotoar pinggir, yang tidak menyesuaikan ramp out on, terhadap toko dan rumah warga,” sebut Benny.

“Akhirnya warga dengan insiatif sendiri membuat ramp-nya. Tapi akhirnya mengganggu estetika, dan yang terpenting, jalur air pembuangan yang akhirnya jadi tidak lancar akibat ramp in out yang memakan badan jalan,” ungkap Benny.

Tomi, warga sekaligus pengusaha lainnya di Samarinda, juga mengomentari kerusakan Jalan Sebatik, yang akhirnya mulai diperbaiki meski belum tuntas.

Jalan Pulau Sebatik ini juga menjadi kawasan bisnis. Selain Hotel Mercure, juga menjadi lokasi BNI 1946 Cabang Samarinda. (Foto : Niaga Asia)

“Sebagai warga, kita tidak tahu pasti. Dalam hal ini ada dua kemungkinan. Apakah jalan tersebut memang diperbaiki setelah di up ke media dulu, atau kah memang sudah direncanakan sejak lama. Kebetulan waktu pengerjaannya pas-pasan berdekatan, ketika jalan tersebut di up ke media,” terang Tomi.

Namun demikian, lanjut Tomi, kegiatan perbaikan setelah ditulis oleh media ataupun tidak, seharusnya diperbaiki secepatnya sebelum kerusakan semakin parah seperti saat ini.

“Kalau memang jalan tersebut sering rusak, ada baiknya diaspal/cor secara menyeluruh, dari simpang Sebatik – Hidayatullah hingga simpang Sebatik – Mulawarman. Karena hal ini juga berkaitan degan estetika kota. Mengingat daerah tersebut adalah pusat kota, dekat dengan hotel-hotel berbintang, pusat perbelanjaan moderen, Citra Niaga, bank, hingga pusat bisnis. Jalan tersebut juga tidak panjang. Sehingga, seharusnya penanganannya bisa cepat dan bisa tertata dengan baik,” jelas Tomi.

Masih disampaikan Tomi, soal penggunaan anggaran untuk infrastruktur, memang infrastruktur Samarinda saat ini, jika dibandingkan dengan 9-10 tahun lalu, cukup berbeda.

“Sudah banyak yang dicor. Tapi, banyak pula yang masih rusak, diperbaiki, rusak lagi. Contoh kecil ya di Jalan Sebatik ini. Ada baiknya Pemkot di akhir masa jabatannya, untuk lebih serius lagi memperbaiki titik-titik jalan yang masih rusak. Seperti ada juga di Jalan Irian serta Jalan Imam Bonjol, yang juga mulai banyak titik-titik lubang,” ungkap Tomi.

Apalagi, lanjut Tomi, mengingat juga ada beberapa jalan yang tidak jelas batas dengan trotoarnya. “Seperti simpang Abul Hasan -Diponegoro, simpang Hidayatullah – Muso Salim, yang jalannya juga tidak terhubung dengan maksimal dan menyisakan lubang di sisi ujung jalan. Sehingga kurang nyaman dipandang secara estetika kota,” demikian Tomi.

Sebelumnya, seperti diberitakan Niaga Asia, Kamis (4/6) lalu, jalan rusak berlubang demikian parah di Jalan Pulau Sebatik, jadi sorotan warga Samarinda. Kerusakan jalan itu, dinilai sangat memalukan wajah kota.

Kawasan itu, memang berada di kawasan bisnis. Selain tepat berada di kantor cabang utama Bank Negara Indonesia (BNI) 1946, kerusakaan jalan berlubang itu lokasinya berada dekat hotel premium brand nasional Mercure.

“Sangat memalukan, karena lokasinya di pusat bisnis yang harusnya, jadi representasi kota,” kata seorang pekerja profesional di Samarinda, Luthfi, ditanya Niaga Asia, Kamis (4/6). (006)

Tag: