Ketahanan Likuiditas Perbankan Sangat Memadai

aa
Ilustrasi: PT BPD Kaltimtara.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Stabilitas sistem keuangan Indonesia selama semester I – 2020 tetap terjaga, di tengah meluasnya dampak pandemi Covid-19.

Di sektor perbankan, ketahanan likuiditas sangat memadai tercermin dari rasio likuiditas yang tinggi, risiko kredit tetap terkendali dan rasio modal yang kuat.

“Di pasar keuangan dan pasar modal, perilaku risk off investor yang terjadi di bulan Maret dan April 2020 telah mereda sejalan mulai pulihnya kepercayaan investor,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam rilisnya, hari ini.

Menurut Onny, kondisi ini tidak terlepas dari berbagai respons kebijakan dan langkah-langkah yang tidak biasa yang telah ditempuh oleh otoritas anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka penyelamatan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan (SSK).

Bank Indonesia (BI) menempuh bauran kebijakan melalui pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial, memperkuat stabilisasi di pasar valuta asing, menjaga kecukupan likuiditas di sistem keuangan, dan mendorong fungsi intermediasi perbankan.

“Ke depan pertumbuhan ekonomi domestik dan stabilitas sistem keuangan diprakirakan akan terus membaik,” ujar Onny mengutip intisari Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 35 “Merespons Pandemi COVID-19: Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional” yang diterbitkan pada Kamis, 11 November 2020.

Sinergi kebijakan antar otoritas di bidang moneter, fiskal, makroprudensial, dan mikroprudensial telah ditempuh oleh otoritas untuk merespon dampak negatif pandemi COVID-19.

Hal ini didukung oleh diterbitkannya UU No 2/2020 yang memberikan penguatan kewenangan kepada anggota KSSK untuk dapat melakukan respon melalui langkah-langkah luar biasa dalam rangka pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai stimulus fiskal di sektor kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, bantuan UMKM dan pembiayaan korporasi serta Pemerintah Daerah.

“ BI menempuh bauran kebijakan melalui pelonggaran kebijakan moneter, makroprudensial serta sistem pembayaran untuk memperkuat stabilisasi di pasar valuta asing, menjaga kecukupan likuiditas di sistem keuangan, mendorong fungsi intermediasi perbankan, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan,” Onny menerangkan.

Sementara itu, OJK melakukan sejumlah langkah di bidang mikroprudensial untuk mengawal institusi keuangan dalam memitigasi risiko akibat dampak Covid-19, termasuk kebijakan pelonggaran restrukturisasi kredit.

Ke depan, stabilitas sistem keuangan diprakirakan semakin terjaga sejalan dengan berkurangnya tekanan pada sektor riil yang berdampak positif pada kinerja sektor keuangan.

“ Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan perkembangan penyebaran COVID-19 dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan, sehingga potensi dampak terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalisir,” ungkapnya.

Bank Indonesia akan mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, dan terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Koordinasi kebijakan juga akan semakin diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Uraian lebih lengkap KSK semester I 2020 dapat diunduh dalam format digital, baik akses melalui aplikasi QR code maupun website Bank Indonesia.

Buku KSK adalah publikasi utama BI di sektor SSK yang diterbitkan setiap semester.

Buku ini memberikan informasi yang komprehensif tentang hasil asesmen dan riset mengenai SSK Indonesia.

“KSK juga bertujuan membangun keyakinan publik terhadap SSK Indonesia saat ini dan ke depan serta memberikan sinyal risiko kepada publik untuk melakukan upaya mitigasi risiko,” pungkas Onny. (001)

Tag: