
NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Konsul RI di Tawau, Sabah, Malaysia, Aris Heru Utomo, menerangkan, korban kecelakaan laut di perairan Tanjung Aru, Pulau Sebatik, Rahmat (29), yang ditemukan ke perairan Batu Payung, Malaysia, masih dalam pemulihan kesehatan.
“Rencananya setelah kesehatan pulih, akan dikembalikan ke Nunukan melalui Pelabuhan Tawau, didampingi staf Konsulat RI Tawau dan pihak terkait,” kata Aris, melalui rilis diterima niaga.asia, Selasa 22 Juli 2025.
Rahmat merupakan satu dari dua ABK kapal pengangkut sembako yang dinahkodai oleh Hasim Bin Hatta (35). Kapal mereka tenggelam di Pancang Putih perairan Tanjung Aru, Pulau Sebatik, Sabtu 19 Juli 2025, sekitar pukul pukul 20.30 Wita.
Sebelum dilaporkan tenggelam, kapal kayu GT2 berangkat dari Pulau Sebatik menuju perairan Tawau, dengan muatan gula pasir sebanyak 250 pack. Dalam perjalanan pulang menuju Sebatik, kapal mengalami malfungsi pada mesin dan kemudian dihantam ombak.
“Sejauh ini pemilik kapal dan pemilik barang sembako belum diketahui secara pasti, dan berapa perkiraan nilai kerugiannya,” ujar Aris.
Diterangkan, Rahmat sempat terombang-ambing selama 2 hari di tengah laut. Dia bertahan mengapung di laut menggunakan jeriken kosong yang sengaja diikatkan di pergelangan tangan kirinya.
Rahmat sendiri mengaku tidak bisa berenang. Selama mengapung di laut tanpa makan dan minum, Rahmat yang bertahan dalam kelaparan sempat berapa kali melihat perahu maupun kapal yang melintas di hadapannya.
“Ada kapal melintasi Rahmat tapi karena hanya bagian kepala yang muncul dipermukaan laut. Jadi tidak satu pun perahu atau kapal melihatnya,” ujar Aris.
Setelah bertahan selama 2 hari, tali jeriken yang terikat di tangannya putus. Bersamaan dengan itu, tubuh Rahmat mulai tenggelam. Namun tanpa diduga, tubuhnya terdorong arus ombak hingga naik ke permukaan laut.
“Bersamaan tubuhnya terdorong ombak naik, kebetulan ada nelayan melintas melihat Rahmat tanpa pakaian mengapung di laut,” terang Aris.
Nelayan yang tidak diketahui namanya itu menyerahkan Rahmat ke Polisi Perairan (Polis Marin) Tawau untuk ditindaklanjuti. Setelah dilakukan pemeriksaan, Polis Marin menghubungi Konsulat RI Tawau.
Staf Teknis Kepolisian dan Pejabat Konsuler Konsulat RI Tawau yang menerima kabar ditemukannya anak buah kapal tenggelam itu, kemudian bertemu Pejabat Polis Marin dan Pejabat Polis Tawau, untuk memastikan kebenarannya dan memberikan perlindungan yang diperlukan.
“Konsulat RI Tawau bersama Polis Marin membawa Rahmat ke Rumah Sakit Daerah Tawau untuk mendapatkan perawatan medis, dan memulihkan tubuhnya yang sangat lemah,” jelas Aris.
Aris bilang, dia bersama Pejabat Konsuler RI Tawau, Calderon Dalimunthe, sempat menjenguk Rahmat di rumah sakit. Namun demikian, yang bersangkutan sedang tertidur nyenyak dengan tangan kanan terpasang cairan infus.
Pihak rumah sakit Tawau menjelaskan, tekanan darah Rahmat normal dan kondisi tubuhnya juga baik. Tim dokter akan kembali melakukan pemeriksaan dan pemberian obat vitamin, agar pasien bersangkutan kembali pulih.
“Kemungkinan Rahmat akan tinggal beberapa hari di rumah sakit sampai tubuhnya pulih kembali, dan oleh dokter dinyatakan layak untuk bepergian,” demikian Aris.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi
Tag: KaltaraKecelakaan PerairanNunukanOrang Tenggelam