Kisah Zakia Mahasiswi Asal Nunukan yang Ikut Jalani Observasi di Natuna

Abidin Tajang memeluk anaknya Zakia Ayu Alvita saat tiba di pelabuhan PLBL Nunukan (Foto: Budianshori/NiagaAsia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Rasa bahagia terpancar di wajah Abidin Tajang, mantan Asisten I Setkab Nunukan. Dia memeluk putrinya, Zakia Ayu Alvita, salah satu mahasiswi kedokteran Hubei Polytechnic University, Provinsi Hubei di China, setibanya di PLBL Nunukan, Minggu (16/2), usai menjalai observasi di Natuna.

“Namanya anak sudah dipulangkan ke Nunukan dengan selamat sehat, pastilah kita terharu dan senang,” kata Abidin.

Dia menyebutkan, anaknya bukanlah mahasiswa yang menuntut ilmu di Huang Se, tempat penyebaran Virus Corona. Zakia, saat dilakukannya blokir transportasi oleh pemerintah China, sedang berlibur ke Beijing, mampir ke Wuhan selama 5 hari.

Setelah 5 hari itu, Zakia berniat ingan kembali Huang Se. Rencana kepulangan gagal karena adanya log terkait penyebaran virus yang mengharuskan semua WNI, dilarang keluar dan masuk dari Wuhan.

“Anak saya mau pulang tapi ada log di Wuhan. Makanya saya minta Zakia untuk mengikuti semua arahan KBRI, Kemenlu dan arahan kampus,” ujar Abidin.

Meski sempat menjalani isolasi selama berada di Wuhan, Abidin mengatakan bahwa komunikasi dia dan putrinya, tetap berjaan seperti biasa. Bahkan, hampir setiap saat Abidin menanyakan kabar keadaan di Wuhan, dan suasana asimilasi China.

Komunikasi terakhir dilakukan saat pemulangan dari Wuhan ke Batam. Semua telepon milik WNI disita sementara oleh petugas. Telepon genggam diserahkan, setelah WNI tiba di Natuna dengan selamat, dan langsung dilakukan observasi selama 14 hari.

“Malam kedua semua telepon milik WNI dikembalikan. Setelah itu komunikasi kami lancar lagi, hingga kemarin dipulangkan ke Jakarta,” ungkap Abidin.

Sementara itu, Zakia mengatakan banyak kenangan suka duka dari kejadian virus corona. Terutama pelajaran hidup tentang menyayangi, mengasihi, dan saling menguatkan. “Banyak hal bisa kami dapatkan selama 14 hari. Semua ini menjadi pelajaran hidup bagi kami semua,” kata Zakia.

Zakia mengakui sangat merindukan, untuk kembali bertemu keluarga. Hal itu menjadi harapan semua WNI di China. Tidak hanya mahasiswa, orangtua juga merasakan hal yang sama.

Zakia menceritakan, proses evakuasi dari Wuhan dimulai dari penjemputan oleh KBRI, untuk berkumpul di Bandara Wuhan. Selanjutnya, terbang ke Batam untuk transit, untuk kemudian diterbangkan kembali menggunakan pesawat TNI AU menuju Natuna.

Pasca observasi salama 14 hari, seluruh WNI dinyatakan tidak terjangkit virus Corona. Hingga pada hari ke-15 atau hari terakhir, dilakukan pemulangan WNI dari Natuna menuju Bandara Hakim Perdana Kusuma, Jakarta, untuk kemudian dijemput Pemerintah Provinsi masing-masing.

“Kami dijemput perwakilan Pemprov Kaltara. Kemudian menginap 1 hari di Jakarta untuk persiapan selanjutnya diberangkatkan ke Tarakan dan Nunukan,” ungkapnya.

Zakia merupakan mahasiswa asal Nunukan. Dimana, sesuai daftar dipulangkan ke kota Tarakan. Berbeda dengan 5 orang mahasiswa lainnya yang dalam daftar kepulangan tujuan Nunukan. Meski tidak terdaftar, Zakia tetap pulang bersama rombongan rute Nunukan. (002)