KKT Layani Direct Call International Mulai Maret 2020

aa
Kaltim Kariangau Terminal (KKT) di Balikpapan. (Foto : istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pelayaran langsung (direct call) ke luar negeri dari pelabuhan Internasional Kariangau, rencananya mulai Maret 2020 akan segera beroperasi perdana. Hal itu diungkapkan Komisaris PT KKT Zainal Haq, usai pertemuan jajaran komisaris dan direksi, saat menghadap Gubernur Kaltim Isran Noor.

“Jadi, mulai tanggal 22 maret 2020 kami akan mulai melayani perkapalan ekspor langsung dari Kaltim,” kata Zainul, ditemui di kantornya, Selasa (3/3).

Pertemuan Sabtu (29/2) lalu itu, lanjut Zainul, dalam rangka meminta kesediaan Gubernur, untuk pelepasan perdana kapal yang membawa 75 komoditas dari Kaltim, ke berbagai negara.

Dalam program direct call internasional tersebut, PT KKT bekerjasama dengan perusahaan pengiriman peti kemas internasional asal Denmark, Maersk Line.

Zainal menyebutkan, kapasitas kapal yang akan dilayani Terminal Peti Kemas (TPK) Karingau tersebut, menggunakan kapasitas kapal angkut sekira 5.000 kontainer.

“Ini juga telah mewujudkan program Provinsi Kalimantan Timur dalam RPJMD, bahwa Kaltim harus bisa direct call international,” jelasnya.

Sebagai pengingat, pelayanan ekspor langsung melalui internasional direct call, rute Balikpapan-Shanghai di terminal peti kemas milik PT KKT resmi dibuka 9 April 2018 lalu.

Direct call ini diharapkan mampu menjadi stimulus perkembangan kawasan industri, sekaligus mempercepat transformasi dan pertumbuhan ekonomi Kaltim, agar semakin baik

Zainal menuturkan, hingga saat ini, aktivitas ekspor di Kaltim masih menggunakan pelabuhan di luar Kaltim, seperti Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Soekarno Hatta di Makasar serta Tanjung Priok di Jakarta.

Dengan mulai beroperasinya jalur ekspor dari PT KKT, selain menguntungkan pelaku ekspor, Zainal turut meyakini kedepannya, akan mempengaruhi Penghasilan Asli Daerah (PAD). Terkait hal tersebut, pihaknya sebelumnya telah berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian perdagangan dan koperasi (Disperindakop) Kaltim, dan juga Biro Ekonomi Pemprov Kaltim.

Pasalnya, direct call sendiri merupakan pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan dalam negeri, ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun yang ada di dalam negeri. “Tentu saja hal ini akan lebih memenangkan cost pengiriman dari industri Kaltim,” ungkapnya.

Kapal ekspor Maersk Line akan memiliki rute dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang melintasi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok. “Mereka (pelaku usaha) menyambut dengan antusias serta kegembiraan, karena ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim kedepan,” sebut Zainal.

Menurut catatan, Maersk Line adalah perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia dengan ukuran armada dan kapasitas kargo, yang melayani 374 kantor di 116 negara, termasuk Indonesia. Pun, jalur Maersk Line telah mengoperasikan lebih dari 786 kapal dan memiliki kapasitas 4,1 juta TEU.

Lebih lanjut, dalam pencapaian yang diraih anak perusahaan BUMD Melati Bhakti Satya (MBS) ini masih akan melakukan perluasan area pelabuhan dalam pengembangnya. Saat ini kapasitas yang dimiliki perusahaan yang telah berdiri sejak sembilan tahun lalu ini, adalah 200.000 TEU.

Dalam perencanaannya, pihaknya akan memperluas hingga dua kali lipatnya.

“Untuk pengembangan pertumbuhan jumlah mata ekspor, baik kuantitas maupun kualitas kedepan, akan semakin bertambah. Jadi kami akan melakukan extend pelabuhan, baik penambahan crane, maupun dermaga serta ruang penumpukan,” demikian Zainal. (009)