
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Kutai Kartanegara Rendi Solihin menerima dua audiensi dari organisasi berbeda pada Senin sore (13/10) di Rumah Jabatannya, Pendopo Wabup Jalan Robert Wolter Monginsidi, Tenggarong. Kegiatan itu menjadi bagian dari rangkaian agenda kerja Wabup Kukar pada awal pekan ini.
Audiensi pertama dilakukan oleh Korps HMI-Wati (KOHATI) Himpunan Mahasiswa Islam Kutai Kartanegara, disusul dengan audiensi dari Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kutai Kartanegara.
Kedua pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kutai Kartanegara Rinda Desianti, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus).
Dalam keterangannya, Rinda pun menjelaskan bahwa audiensi dari organisasi KOHATI lebih banyak membahas rencana kemitraan dalam bidang pemberdayaan ekonomi perempuan, khususnya pelatihan keterampilan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kalau KOHATI itu lebih kepada bagaimana mereka ingin bermitra, terutama berkaitan dengan model pelatihan bagi pelaku-pelaku UMKM, khususnya di bidang jahit,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Ketua KOHATI Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini juga aktif sebagai instruktur pelatihan keterampilan, sehingga peluang kerja sama di bidang pelatihan dan pemberdayaan perempuan dinilai cukup besar.
“Bapak Wakil Bupati tadi mengarahkan agar kerja sama itu bisa difasilitasi lewat koperasi dan juga berkolaborasi dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI),” tambahnya.

Sementara itu, audiensi kedua bersama Forum TBM Kutai Kartanegara beber Rinda, berfokus pada penguatan budaya literasi dan peran taman baca masyarakat di wilayah Kutai Kartanegara.
Menurut Rinda, TBM memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca masyarakat, terlebih di tengah masih rendahnya indeks literasi di Kutai Kartanegara.
“TBM ini ada hampir di seluruh wilayah Kutai Kartanegara. Semuanya lahir dari inisiatif masyarakat yang peduli terhadap budaya membaca,” jelasnya.
Ia berharap keberadaan TBM dapat terus diperkuat, baik melalui fasilitasi kegiatan, pertemuan, maupun forum literasi yang bisa dilaksanakan bersama pemerintah daerah.
“Diharapkan melalui TBM ini, minat baca dan indeks literasi masyarakat etam bisa lebih meningkat lah. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga siap memfasilitasi, misalnya pertemuan atau forum taman baca yang bisa digelar di pendopo,” terangnya.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa TBM di Kutai Kartanegara sejatinya telah menjadi wadah inklusi sosial yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat. Tak hanya berperan dalam literasi, TBM juga menjadi ruang tumbuh bagi pelaku UMKM dan komunitas budaya lokal.
“Kontribusi TBM itu sangat besar. Mereka sudah berbasis inklusi sosial. Banyak pelaku UMKM yang berawal dari kegiatan di TBM, bahkan penggiat budaya seperti tari dan seni juga muncul dari sana,” tuturnya.
Terkait permintaan dari Forum TBM, Rinda menjelaskan bahwa mereka tidak meminta bantuan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, melainkan hanya dukungan dalam bentuk fasilitasi dan sinergi program.
“Mereka tidak minta anggaran, hanya minta dukungan. Kami di Dinas Perpustakaan tentu siap membantu, misalnya dengan bimbingan teknis bagi pengelola TBM atau perpustakaan desa, sepanjang ada permintaan resmi dari mereka,” tegasnya.
Rinda menambahkan, Wakil Bupati Rendi Solihin sangat menyambut baik semangat dan inisiatif yang ditunjukkan oleh dua organisasi tersebut. Pemerintah daerah, kata dia, siap menjalin kerja sama yang lebih konkret, baik dalam hal pemberdayaan perempuan maupun penguatan gerakan literasi di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Intinya pasti akan kami bantu sepanjang ada permintaan. Kalau tidak ada permintaan kan sulit juga, ya kan,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: literasiPerempuan