Komisi I DPRD Berau Pertanyakan Rencana Pembelian Alat PCR

Alat Polymerase Chain Reaction (PCR).  (Foto HO/Net)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA–Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong pertayakan rencana pembelian alat PCR (Polymerase Chain Reaction) oleh Pemerintah Kabupaten Berau untuk RSUD Abdul Rivai beberapa bulan lalu untuk mempercepat mengetahui warga yang positif COVID-19.

“Kabarnya sudah dianggarkan, tapi saya juga belum tahu informasi terkait sumber anggarannya. Kalau memang sudah ada anggaran, setidaknya pembeliana alat bisa disegerakan terlebih melihat kondisi saat ini, dimana yang positif terus bertambah setiap harinya,” ujar Feri Kombong ketika dihubungi Niaga.Asia,  Minggu (20/9/2020).

Ia juga mempertanyakan alasan mengapa RSUD Abdul Rivai sampai sekarang belum membeli alat tersebut. Kalaupun ada kerjasama dengan klinik swasta maka konotasinya kemudian akan menjadi bisnis. Untuk itu,  kata Feri Kombong, akan memanggil manajemen rumah sakit untuk mempertanyakan hal ini.

“Kalau dilihat kondisi sekarang, seharusnya alat itu jadi prioritas. Jangan sampai nanti kondisi pasien positif sudah membeludak, baru bingung,” tegasnya.

Feri  Kombong menegaskan, dengan kondisi pandemi sekarang dan lonjakan jumlah pasien positif yang cukup signifikan, Pemerintah Kabupaten Berau dan RSUD Abdul Rivai harus bisa mencari solusi terbaik. Salah satunya  dengan membeli PCR, guna mempercepat pemeriksaan dalam jumlah banyak. Apalagi yang berkaitan dengan kontak erat, sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk ke klinik swasta.

Kerja Sama dengan Klinik TMC

Sementara, itu Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengakui jika telah melakukan kerjasama dengan Klinik Tirta Medical Center (TMC), untuk penanganan dan skirining pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Kerjasama yang dilakukan meliputi pengambilan sampel dan uji laboratorium PCR. Dan dalam kerjasama itu pihaknya tetap melakukan pembayaran. Namun, tarif yang diberikan klinik terhadap pemerintah berbeda dengan tarif ke masyarakat atau perusahaan.

Iswahyudi mengatakan, awalnya sempat ingin mengadakan PCR di RSUD dr Abdul Rivai. Bahkan, sepengetahuannya, RSUD telah menganggarkan untuk pembelian di E-catalog. Harga satu unit alat PCR itu mencapai nilai yang cukup fantastis yakni Rp 500 juta. Dan setelah adanya PCR itupun nantinya RSUD Abdul Rivai juga diharuskan untuk melakukan perubahan laboratoriumnya. (mel/adv)

Tag: