
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Kalimantan Utara, Ryan Antoni, meminta perusahaan tambang batubara PT Mandiri Intiperkasa (MIP) tidak mengabaikan pendangkalan tiga sungai di Sembakung akibat aktivitasnya.
“Namanya eksploitasi sumber daya alam pasti menyebabkan deforestasi hutan yang efek selanjutnya menimbulkan pendangkalan sungai,” kata Ryan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Nunukan membahas kerusakan lingkungan di Kecamatan Sembakung, Senin (06/10/2025).
Untuk diketahui masyarakat adat Tidung Sembakung mengadukan PT MIP ke DPRD Nunukan dengan alasan aktivitasnya telah membuat tiga sungai mengalami pendangkalan dan nelayan kesulitan mencari nafkah. Warga menuntut ganti rugi kepada PT MIP miliaran rupiah.
Warga Tidung Sembakung Tuntut PT MIP Ganti Rugi Atas Kerusakan Lingkungan Sungai
Menurut Ryan, setiap perusahan harus memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan penambangan batubara, begitu dengan PT MIP sebagai pemegang izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dari pemerintah pusat.
Kemudian, persoalan batas lokasi tambang di Linuang Kayam yang masih sengketa antara Kabupaten Nunukan dengan Kabupaten Tana Tidung (KTT), jangan dijadikan alasan bagi perusahaan tidak bergerak memperbaiki kerusakan lingkungan.
“Tolong jangan mencari dalil atau membela diri dalam persoalan masalah batas Linuang Kayam. Sekarang masalahnya masyarakat terdampak akibat perusakan lingkungan tambang,” tuturnya.
Ryan meyakini aliran sungai Krasi, sungai Urad dan sungai Pasir Linuang Kayam, di Desa Palaju, Kecamatan Sembakung, akan tetap normal apabila tidak ada eksploitasi penambangan batubara oleh PT MIP.
“Ada namanya efek domino. Hulunya dari persoalan ini ada di aktivitas penambangan batubara yang menimbulkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup,” bebernya.
PT MIP jangan abai terhadap protes kehidupan masyarakat disekitar perusahaan. Setiap hari masyarakat disana mencari makan dari aliran sungai dan hutan yang mulai rusak akibat penambangan.
Perusahaan sebaiknya mengakui dampak kerusakan lingkungan secara objektif, dan jangan malah sebaliknya mencari dalil-dalil untuk menghindar dari tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
“Ini masalah hidup, masalah perut manusia, mereka harus mencari sumber pendapatan setiap hari untuk menghidupi keluarga,” ucapnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: batubaraLingkungan Hidup