Komisi IV Dukung Keputusan Wali Kota Samarinda PTM  Dimulai Juli

Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Maswedi.  (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda mendukung keputusan Wali Kota Samarinda,  DR H Andi Harun memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bulan Juli yang akan datang, meski Gubernur Kaltim, DR H Isran Noor minta wali kota untuk hati-hati memulai PTM.

“Keputusan wali kota sudah sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek, PTM dimulai bersamaan dengan dimulai tahun ajaran baru 2021/2022. Untuk Samarinda PTM bulan Juli nanti  baru dilaksanakan di 71 sekolah,” kata anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Maswedi pada Niaga.Asia, Sabtu (26/6/2021).

Menurut Maswedi, keputusan memulai PTM bulan Juli nanti merupakan jawaban dari wali kota atas permintaan wali murid yang sudah mengeluhkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)/daring dilaksanakan setahun lebih.

“Perlu kita ketahui juga, wali kota membuka PTM karena banyaknya keluhan dari wali siswa yang kemungkinan sudah tidak sanggup mendampingi anaknya saat mengikuti pembelajaran secara daring,  karena harus bekerja dan anaknya belajar sendiri di rumah,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Maswedi, Pemkot Samarinda sudah melakukan persiapan, bahkan sejak beberapa bulan lalu telah memulai PTM di 14 sekolah, hasil evaluasi menunjukkan berjalan aman, tidak ada penularan COVID-19 di  14 sekolah tersebuttakdan pertimbangan yang matang.

“Pada Juli nanti, PTM baru dilaksanakan di 71 sekolah, mencakup SD dan SMP. PTM bukan di diseluruh sekolah,” katanya.

“Kita melihat, PTM sendiri sudah diinginkan masyarakat. PTM juga disertai dengan pencanangan  Sekolah Tangguh Covid (STC). Artinya di sekolah yang memulai PTM diterapkan prokes ketat,” sambung Maswedi.

Sebanyak 71 sekolah yang akan memulai PTM bulan Juli, sudah berdasarkan hasil kajian dan seleksi ketat, serta di masing-masing sekolah sudah dibentuk Tim Satgas COVID-19 yang tugasnya memastikan prokes ketat dipatuhi.

“Lokasi sekolah yang memulai PTM tersebut di pinggiran kota, dimana murid tidak kontak dengan banyak orang. Sekolah tersebut berada di wilayah yang jaringan internetnya tidak stabil, yang selama ini sangat menyulitkan peserta didik mengikuti pembelajaran secara daring,” ungkapnya.

Penulis : Muhammad Fahrurozi | Editor : Intoniswan

Tag: