Komnas KIPI: Belum Ada Kasus Meninggal Disebabkan Vaksinasi COVID-19

Vaksinasi di Aula Wira Pratama Mapolresta Samarinda, Selasa (19/10/2021). (Foto : HO/Polresta Samarinda)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Terkait adanya pemberitaan meninggalnya dua anak pasca penyuntikan vaksin COVID-19, pemerintah menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian tersebut. Pemerintah berharap kejadian serupa kedepannya tidak akan terulang lagi.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari kembali menegaskan, hingga saat ini belum ada kasus meninggal yang disebabkan vaksinasi COVID-19.

Data Komnas KIPI hingga 30 November 2021 menunjukkan sebanyak 363 KIPI Serius yang dilaporkan di seluruh provinsi di Indonesia.

”Namun kasus meninggal (sampai saat ini) belum ada,” kata Hindra, dilansir laman Kementerian Kesehatan, Sabtu (1/1).

Sebagai lembaga yang kredibel dan independen, Komnas KIPI bertugas untuk melakukan kajian kausal. Laporan yang akurat, lengkap serta cepat, dapat membantu penegakkan diagnosis.

Terkait dengan laporan kasus meninggal yang diduga akibat vaksinasi di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Bone, pihaknya menyatakan telah melakukan audit bersama dengan Komda KIPI dan Dinkes setempat pada tanggal 30 Desember 2021. Hasilnya, setelah di investigasi, keduanya tidak terkait dengan vaksinasi COVID-19.

”Kasus kematian di Kabupaten Jombang disimpulkan unclassifiable atau tidak cukup data. Sementara kasus kematian di Kabupaten Bone disimpulkan koinsiden dengan penyakit jantung bawaan,” ucap Hindra.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi juga mengatakan, antisipasi terjadinya KIPI merupakan salah satu fokus perhatian pemerintah. Untuk itu pihaknya bekerjasama dengan Komnas KIPI di tingkat Nasional dan Komda KIPI untuk terus memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

”Bagi penerima vaksinasi yang merasakan adanya efek samping pasca vaksinasi dapat langsung datang ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat dilakukannya vaksinasi untuk melapor. Tidak diperlukan syarat apapun,” ujar Nadia.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: