Korem 091/ASN Siap Terima Pengungsi Korban Gempa dan Tsunami di Samarinda dan Tarakan

aa
Danrem 091/ASN, Brigjen TNI, Irham Waroihan. (Foto Penrem 091/ASN)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA- Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) yang berkedududkan di Samarinda Kaltim siap menerima korban gempa dan tsunami Donggala-Palu, Sulawesi Tengah di Samarinda dan Tarakan. Jika nantinya dijadikan wilayah alternatif pengungsian korban gempa dan tsunami, Korem 091/ASN akan langsung membersihkan wisma atlet di komplek stadion Madya Sempaja sebagai tempat pengungsian.

“ Kita koordinasi dengan pemerintah untuk menerima pengungsi korban bencana. Kita bisa gunakan wisma atlet Sempaja,” ucap Danrem 091/ASN, Brigjen TNI Irham Waroihan, Selasa (2/10/2018). Komplek stadion Madya Sempaja dipilih karena dapat menampung hingga 1000 orang, terlebih aksesnya mudah ditempuh, dan dekat dengan kawasan perkotaan.

Danrem juga memerintahkan Kasrem 091/ASN, untuk berangkat ke Tarakan, Kalimantan Utara guna mempersiapkan tempat pengungsian, jika nantinya wilayah Samarinda dan Tarakan dijadikan alternatif pengungsian. “Kita siapkan alternatif pengungsian, selain di Makassar dan Gorontalo,” tegasnya.

aa
Bantuan untuk korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala yang dihimpun Korem dan Persit KCK Korem 091/ASN siap diberangkatkan. (Foto Penrem 091/ASN)

Lanjut dia menjelaskan, beberapa saat setelah gempa dan tsunami terjadi, dirinya langsung memerintahkan semua satuan, termasuk jajaran Kodim se Kaltim-Kaltara untuk menggalang bantuan. Bahkan, Selasa (2/10) pagi tadi, pihaknya telah mengirimkan sebanyak dua truk ke Balikpapan yang berisi bantuan, berupa susu, perlengkapan wanita, pakaian layak pakai, dan bahan makanan lainnya, yang selanjutnya dikirim melalui jalur laut.

Selain itu, Rabu (3/10) besok pihaknya juga kembali mengirimkan bantuan ke Palu, dengan menumpang dua kapal LCT milik masyarakat di Samarinda.  Lalu, dilanjutkan pada Jumat (5/10) pekan ini, yang kembali mengirimkan bantuan, disertai dengan personel TNI, serta truk untuk kendaraan operasional selama di Palu.

“Jumlah personel yang kita berangkat sesuai dengan kemampuan LCT yang akan kita gunakan, dan nantinya LCT yang kita gunakan tidak sandar di pelabuhan Palu, namun di dermaga milik warga sekitar, karena kita dapat informasi di pelabuhan Palu sudah krodit,” terang Danrem. “Yang jelas kita akan siapkan tempat pengungsian, untuk jaga-jaga jika nantinya kapal LCT yang kembali ke Samarinda mengangkut pengungsi,” tutupnya. (001)