Kotak Hitam Lion Air JT610 Ditemukan di Balik Lumpur

AA
Sertu Hendra, seorang penyelam dari Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) yang menemukan kotak hitam itu. (Hak atas foto Dispen Komar AL Image caption)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat dilaporkan sudah ditemukan dan kini dibawa oleh kapal pencari Baruna Jaya I. Seorang penyelam dari Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) yang menemukannya, Sertu Hendra, menyebut kotak hitam pesawat Boeing 737 Max 8 itu ditemukan dalam keadaan utuh di kedalaman laut 30 meter.

“Kami menemukannya dalam lumpur (di dasar laut). Kondisinya utuh, hanya lecet-lecet sedikit saja,” kata Sertu Hendra kepada para wartawan yang mengerubunginya di Kapal Baruna Jaya I, Kamis (1/10).

Kapala Basarnas Muhammad Syaugi menyebutkan kotak hitam pesawat yang ditemukan itu adalah FDR, Flight Data Recorder, yang merekam data penerbangan. “Jadi ini bukan bagian yang merekam percakapan pilot dan menara pengawas di dalam kokpit,” katanya dalam pernyataan kepada wartawan, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC Silvano Hajid.

“Sebagai informasi, kotak hitam itu ada dua. Yang satu FDR, (Flight Data Recorder) yang merekam data penerbangan, dan satu lagi VCR (Voice Cockpit Recorder) yang merekam percakapan pilot,” kata Budi Karya, dalam jumpa pers di Kemenhub, seperti dilaporkan wartawan BBC News Indonesia, Pijar Anugerah.

“Jadi kita masih mencari kotak hitam yang satu lagi,” lanjut Menteri Perhubungan tanpa menyebut, kotak hitam mana yang sudah ditemukan. Ia menyebutkan, selanjutnya kotak hitam itu akan dperiksa oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

TNI AL menawarkan untuk membawa kotak hitam dengan KRI Torani yang berkecepatan tinggi sehingga kotak hitam bisa tiba di Tanjung Priok dalam 30 menit. Namun karena belum ada persetujuan dari Kepala KNKT, kotak hitam itu jadinya tetap berada di Kapal Baruna Jaya I.

AA
Kotak hitam Lion Air JT601 yang sudah berhasil didapat Tim Basarnas. (Hak atas foto Tris Handoyo / Tim Ops SAR Lion Air JT610 Image caption)

Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Isswarto, menyebut, kotak hitam itu sudah diserah-terimakan kepada pihak KNKT yang berada di kapal Baruna Jaya.  Kotak hitam itu ditemukan tim penyelam, sesudah sehari sebelumnya tim pencari menangkap sinyal ‘ping’ kotak hitam itu.

Sertu Hendra, yang ikut dalam tim penyelam yang menemukan kotak hitam itu, Kamis (1/11) pagi menyebutkan, tim penyelam sempat frustrasi oleh arus yang kuat. “Bentuk kontur bawahnya lumpur, agak sulit dan serpihan pesawat di mana-mana, dan arus laut kencang, karenanya awalnya pake tali biar tak terhempas,” katanya kepada para wartawan.

Masih dalam keadaan basah kuyup, Sertu Hendra berkisah kotak hitam itu ditemukan di dasar laut yang berlumpur. Mereka mengikuti sinyal dari alat pendeteksi. “Kami sempat putus asa mengikuti alat karena tidak banyak ditemukan bongkahan, hanya bongkahan-bongkahan kecil,” ujar Hendra. “Tapi kami terus, kami ikuti alat. Kami kecilkan areanya. Lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan (sinyal) sensitif tersebut, kami gali-gali dan ternyata kami mendapatkan black box,” kata Hendra.

Kepala Basarna Muhammad Syaugi menyebut, yang ditemukan pada pukul 11:05 itu adalah “bagian dari black box’ -karena putus, dan kami sedang mencari bagian lainnya.” Ia menambahkan, beberapa bagian pesawat dalam ukuran besar juga sudah ditemukan.

Sumber: BBC News Indonesia