KPH Delta Mahakam Ajak Petani Studi Penggemukan Kepiting

kph
Demplot silvofishery kepiting di Anggana, binaan KPH Delta Mahakam. (Foto:KPH Delta Mahakam)

SAMARINDA. NIAGA.ASIA.Kepiting juga bisa digemukkan, layaknya sapi. Kunci keberhasilan penggemukan kepiting pada pemberian pakan. Kepiting sangat menuntut pemberian makan yang intens dan tepat.

Hal itu diungkapkan DR. Sitti Hilyana, peneliti dari  Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram dihadapan tim dari KPH Delta Mahakam yang membawa  7 orang masyarakat wakil Kelompok Tani Hutan (KTH) Mitra Hijau, KTH Lembu Lestari dan dari perwakilan masyarakat Desa Tani Baru, wakil dari Kecamatan Muara Jawa dan Muara Pantauan, serta Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) XI Samarinda melakukan studi lapangan penggemukan kepiting di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 18-19 April 2018.

Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram telah melakukan pembinaan usaha penggemukan kepiting di Desa Paremas, Kecamatan Jerowaru dan Bagek Kembar, Kecamatan Sekotong, di Kabupaten Lombok Timur.

Menurut Sitti untuk penggemukan kepiting diperlukan manajemen air, manajemen zonasi tambak/demplot, dan manajemen perlakuan terhadap tambak/demplot yang baik. Kemudian yang sangat penting diperhatikan adalah manajemen pakan.” Kepiting sangat menuntut pemberian makan yang intens dan tepat waktu, jika tidak kepiting akan stres dan dagingnya mengerut. Ia bahkan bisa ngambek dan mogok makan,” katanya.

Selain  belajar ilmu dan pengetahuan penggemukan kepiting, tim dari KPH Delta Mahakam dan KTH juga mendiskusikan budidaya udang, bandeng dan segala permasalahannya dengan Sitti dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Lombok, Ir. Madani Mukaram.

Sebelum studi lapangan ke Lombok Timur, di bulan Maret, KPH Delta Mahakam, melalui demplot silvofishery-nya di Desa Sepatin,  Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara  telah menambah penebaran benih komoditi kepiting, selain udang dan bandeng.

Pilihan menebar benih kepiting lebih banyak karena pertimbangan harganya cukup murah  Rp15 ribu-Rp20 ribu/kilogram dan bisa dipanen dalam waktu singkat. Budidaya penggemukan kepiting ini direncanakan tetap berada dalam demplot seluas 7 hektar  yang telah ada menggunakan skema sistem keramba tancap terdiri dari 4 buah keramba dan  3 keramba beralas lumpur untuk penggemukan dan 1 keramba beralas ulin untuk memudahkan pemanenan. (*)