Krisis Ekonomi, Sri Lanka Beri Libur Ekstra Pekerja Publik Untuk Bertani

Seorang pria menunggu di dalam kendaraan roda tiga di dekat antrean untuk membeli bensin dari sebuah pompa bensin, di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka, 23 Mei 2022. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Pemerintah Sri Lanka telah menyetujui empat hari kerja seminggu bagi pekerja sektor publik untuk membantu mereka mengatasi kekurangan bahan bakar kronis dan juga untuk mendorong mereka menanam tanaman pangan. Demikian pernyataan pemerintah pada Selasa, saat negara itu berjuang dengan kondisi terburuk krisis keuangan dalam beberapa dekade.

Negara kepulauan, yang mempekerjakan sekitar satu juta orang di sektor publiknya, telah dilanda kekurangan devisa yang parah, yang membuatnya berjuang untuk membayar impor bahan bakar, makanan, dan krisis obat-obatan.

Banyak dari 22 juta penduduk negara itu harus mengantri di pom bensin selama berjam-jam dan telah mengalami pemadaman listrik yang lama selama berbulan-bulan.

Kabinet Sri Lanka pada Senin malam menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan. Alasan yang mengemuka karena kekurangan bahan bakar membuat perjalanan menjadi sulit dan juga untuk mendorong mereka bertani.

“Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah … untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka, atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan yang diharapkan,” kata kantor informasi pemerintah dalam sebuah pernyataan, dikutip niaga.asia dari REUTERS, Selasa.

PBB pekan lalu memperingatkan krisis kemanusiaan yang membayangi Sri Lanka dan berencana menyediakan USD 47 juta untuk membantu lebih dari satu juta orang yang rentan.

Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan kebijakan yang sekarang dibalik untuk melarang pupuk kimia mendorong inflasi makanan menjadi 57% di bulan April.

Pemerintah sedang dalam pembicaraan untuk paket bailout dengan Dana Moneter Internasional dan delegasi diharapkan di Kolombo pada 20 Juni 2022 mendatang.

Amerika Serikat juga siap membantu. Di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan setelah panggilan teleponnya dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe pada Senin malam.

“Selama masa-masa yang menantang secara ekonomi dan politik ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional,” kata Blinken di Twitter.

Wickremesinghe mengatakan bulan ini Sri Lanka membutuhkan bantuan setidaknya USD 5 miliar untuk memenuhi impor penting untuk sisa tahun ini.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: