Kuliah Dibiayai Negara, Lulusan PPGT Jadi Guru Gratis

aa
Apri Zakaria, alumni PPGT)  ikhlas jadi guru gratis di SMKN Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan. (Foto Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Negeri penuh dengan berbagai keanehan. Itu lah Indonesia. Setelah negara mengeluarkan uang untuk membiayai putra-putri anak negeri hingga ke jenjang sarjana, ujung-ujungnya negara membiarkan jadi pengangguran. Ketidakjelasan masa depan seperti itu dialami dua putra-putri dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang telah lulus Program Profesi Guru Terintegrasi (PPGT).

“Sejak selesai kuliah tahun 2018, tidak ada kejelasan mengajar dimana,” kata Apri Zakaria alumnus UNS (Universitas Negeri Solo) Jurusan Tekhnik Elektro  dan Tri Yudi lulusan Universitas Negeri Padang (UNP) Jurusan Listrik.

Menurut Apri, setelah selesai kuliah, dirinya siap menjadi pengajar. Ketika kembali ke Nunukan, dia melaporkan diri ke Pemkab Nunukan, tapi tidak mendapatkan respon apa-apa. “Setelah lulus pendidikan saya bingung cari kerja, lapor ke Pemkab Nunukan tidak dilayani, padahal kami di sekolahkan pemerintah pusat,” kata Apri.

Dalam keadaan tidak menentu,  kata Apri dan Tri, mereka  akhirnya menawarkan jasa mengajar di SMKN Sei Menggaris sebagai  guru  honorer tanpa imbalan gaji. “Daripada ilmu yang dimiliki tak berguna, ya tidak apalah untuk sementara mengajar gratis,” tambah Tri.

Mereka berdua juga heran, meski kewenangan pengelolaan SMA/SMKN ada di Pemprov Kaltara, tapi tak seharusnya Pemkab Nunukan berdiam saja atas keberadaan mereka. “Kami cuma minta tolong fasilitasi mengajar, kalaupun guru SMA dan SMK urusan provinsi, tolonglah bantu carikan solusinya,” tuturnya. “Banyak  lulusan PPGT  hingga kini masih menganggur, karena kesulitan mendapatkan sekolah untuk tempat mengajar sesuai latar belakang jurusan saat kuliah,” tambah Apri.

Tri yang berasal dari Kecamatan Tulin Onsoi mengatakan ilmunya seakan tak  berguna. Ia berharap Dinas Pendidikan Nunukan bisa berkoordinasi dengan Provinsi untuk memanfaatkan keilmuannya. “Kami cuma disarankan bertanya sendiri ke provinsi, mereka seakan tidak perduli dan tidak memanfaatkan keahlian kami, padahal kami sekolah dibiayai pemerintah,” bebernya.

Tri menceritakan, tahun 2013 dia bersama sejumlah pelajar lulusan SMA di Kabupaten Nunukan mengikuti seleksi PPGT dengan harapan selepas menyelesaikan pendidikan bisa menjadi guru, tidak peduli dipelosok desa sekalipun. Namun, impian ini sirna karena keberadaan lulusan PPGT di tingkat kabupaten/kota tidak mendapat ruang. Banyak dari teman-temannya kesulitan mendapatkan pekerjaan dan itu terjadi hampir di semua daerah.“Saya sering komunikasi dengan teman-teman grup kuliah, bukan hanya kami kesulitan, mereka juga banyak menganggur tanpa kepastian,” ungkapnya.

Meski galau akan masa depannya,  Apri dan Tri  bertekad tetap mengajar di SMKN Sei Menggaris meski tanpa dibayar sepeserpun. Sebagai bentuk pengabdian kepada negara yang telah memberikan dana selama kuliah. “Saya lulus sekolah PPGT gratis, Tidak masalah saya sementara waktu saya mengajar gratis, siapa tahu tahun-tahun berikutnya bisa menjadi pengajar PNS,” kata Apri. (002)