Kutai Kartanegara Paling Rawan Kedua Peredaran Narkotika

Empat tersangka. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kabupaten Kutai Kartanegara masuk paling rawan kedua setelah kota Samarinda terjadinya penyalahgunaan narkotika. Luasnya wilayah Kutai Kartanegara, jadi salah satu penyebabnya.

“Hasil dari penindakan, Kukar sudah jadi daerah di posisi kedua rawan di Kaltim. Diantaranya, karena wilayah yang sangat luas,” kata Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Kalimantan Timur AKBP Halomoan Tampubolon, di kantornya, Selasa (11/2).

Tampubolon menerangkan, masih dari analisa dan evaluasi BNN, tingkat kerawanan itu juga disebabkan aktivitas ekonomi di Kutai Kartanegara. Seperti sektor pertambangan, dan kelautan.

Petugas BNN menunjukkan hasil pemeriksaan sabu yang akan dimusnahkan. (Foto : Niaga Asia)

“Maka rawan terjadi penyalahgunaan narkotika. Ada stigma pada pekerja, bekerja lembur harus kuat. Selain Kutai Kartanegara punya wilayah luas, juga cukup jauh,” ujar Tampubolon.

Tahun ini, lanjut Tampubolon, prioritas penindakan berada di wilayah yang belum memiliki BNN kabupaten. “BNK yang belum ada BNNK, jadi prioritas penindakan kami. Kami dapatkan dukungan antara lain dari DPRD Kalimantan Timur,” terang Tampubolon.

Di saat bersamaan, BNNP Kaltim juga melakukan pemusnahan barang bukti tidak kurang 123 gram narkoba jenis sabu, dari 4 tersangka. Pengungkapan itu dilakukan di bulan Desember 2019 lalu.

Pemusnahan barang bukti sabu di BNN Provinsi Kalimantan Timur (foto : Niaga Asia)

Seperti yang dilakukan di kota Bontang, kecamatan Muara Badak dan Sangasanga di Kutai Kartanegara, hingga di kawasan Samarinda Seberang di kota Samarinda.

“Barang bukti yang kita musnahkan hari ini, punya ketetapan dari Kejari Samarinda, dan juga hasil dari pemeriksaan laboratorium,” kata Tampubolon.

Dari pengamatan Niaga Asia, sebelum dilakukan pemusnahan, barang bukti lebih dulu dites dengan alat digital untuk memastikan barang bukti itu benar. Semua barang bukti menunjukan positif metamphetamine, dan satu persatu dimasukkan ke dalam blender, untuk kemudian dihancurkan dan larutan airnya dibuang ke kloset.

“Dites dulu itu benar tidaknya sabu. Jangan sampai kita memusnahkan tawas, bukan sabu,” kata Tampubolon. (006)