Kutai Timur Lanjutkan Belajar Online, Pemberian Vaksin Covid-19 Tunggu Kemenkes

Suasana rapat perdana 2021 Satgas Penanganan Covid-19 Kutim. (Foto: Irfan/Pro Kutim)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – Satgas penanganan Covid-19 Kutai Timur mengawali rapat perdana 2021, dengan dua agenda utama yaitu pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, dan distribusi vaksin Covid-19 yakni Sinovac.

Rapat awal tahun itu, dipimpin langsung Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kutim yang juga Plt Bupati Kasmidi Bulang, didampingi unsur FKPD mulai dari Dandim, Kapolres, Danlanal, Kajari, BPBD Kutim, dan instansi OPD terkait, di Ruang Rapat Satgas Kantor BPBD Kutai Timur, di Jalan Soekarno Hatta, Kamis (7/1).

Dalam kesempatan itu, Kasmidi Bulang memutuskan pembelajaran tetap dalam jaringan (daring) masih terus berlanjut di tahun 2021 ini. Dengan demikian, praktis Kutai Timur belum bisa menerapkan PTM di sekolah. Keputusan itu diambil seiring kasus Covid-19 di Kutai Timur, yang masih berstatus zona merah.

“Pemkab menyepakati pembelajaran masih melalui daring menggunakan platform yang tersedia. PTM di sekolah masih ditiadakan, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kita akan edarkan surat itu ke sekolah,” kata Kasmidi.

Apalagi, Sangatta Utara menjadi wilayah tertinggi dengan kasus Covid-19. “Dengan demikian Pemkab Kutim tak ingin mengambil resiko jika memaksakan pembelajaran di kelas,” tegasnya.

Sementara itu, sebanyak 1.915 dosis vaksin Sinovac sudah disiapkan untuk tenaga kesehatan (nakes) di Kutai Timur. Jumlah tersebut sudah sesuai dari tingkat negeri, swasta, TNI-Polri, dan petugas kesehatan di perusahaan.

Kutai Timur sendiri direncanakan akan menerima 2.720 dosis vaksin. Dimana, 1.915 untuk nakes, dan sisanya sebanyak 800 lebih akan diperuntukkan bagi tokoh publik. Namun peruntukannya belum dapat segera direalisasikan.

“Kita masih menunggu kabar dari Kemenkes juga menunggu penyelesaian analisis data klinis hasil uji laboratorium BPOM di Bandung, untuk khasiat vaksin itu,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim dr Bahrani Hasanal

Uji klinis itu, untuk memastikan kandungan di dalam vaksin apakah ada bahan yang berbahaya atau tidak. Jika nantinya hasil itu memenuhi syarat mutu, khasiat, dan keamanan serta pertimbangan, yang menunjukan bahwa manfaatnya lebih besar dibandingkan risiko, maka izin penggunaan darurat (EUA) dapat diterbitkan dan vaksin segera dilaksanakan.

“Jika EUA sudah diterbitkan, pastinya kita akan bergerak secara masif untuk melakukan vaksin di setiap daerah,” demikian Bahrani. (hms13)

Tag: