Langka, UMKM di Samarinda Sulit Dapat Elpiji 3 Kg

Ilustrasi elpiji 3 Kg (handout/Pertamina)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Warga Samarinda seperti kalangan ibu rumah tangga tengah kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Bahkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga mengalami kesulitan yang sama. Pertamina bilang pasokan lancar. Meski begitu kesulitan warga mendapatkan elpiji itu sedang ditelusuri.

Nunu, 57 tahun, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Lambung Mangkurat menerangkan kesulitan dia mendapatkan elpji 3kg untuk urusan dapur terjadi memasuki pekan ketiga bulan ini.

Untuk konsumsi, Elpiji 3 kg rata-rata bisa habis digunakan Nunu dalam 7-10 hari untuk kegiatan rutin dia memasak di dapur.

“Biasa saya mudah dapatkan di warung-warung dekat rumah. Sekarang ada tiga warung saya datangi kosong semua,” kata Nunu ditemui niaga.asia Kamis.

Nunu harus keluar rumah mencari di tempat lain, mendatangi beberapa warung lainnya. Baik di gang sebelah maupun di pinggir jalan utama.

“Saya ada dapat harganya Rp28 ribu. Tapi ya itu memang elpiji 3 kg langka. Kalau ada, itu juga ada orang lain beli sampai 2 tabung karena buat stok. Mungkin khawatir besok-besok nggak dapat elpiji,” ujar Nunu.

Kelangkaan elpiji 3 kg di Samarinda membuat Nunu heran. Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan misalnya tidak mengalami kesulitan serupa. Meski harganya naik menjadi Rp 35 ribu-Rp 37 ribu.

“Bahkan di Jawa saja tidak langka seperti di Samarinda. Harganya Rp 18 ribu. Heran kenapa di Samarinda kok langka?” terang Nunu.

Nunu berencana membeli elpiji 12 kg seharga Rp 200 ribuan apabila terus saja sulit mendapatkan elpiji 3 kg. Tentu saja itu akan menambah pengeluaran dia di tengah keterbatasan perekonomian saat ini.

Elpiji 3 kg Pertamina (handout/Pertamina)

Keluhan kesulitan mencari elpiji 3 kg juga dialami warga dalam percakapan di grup WhatsApp dalam sepekan terakhir ini. Beredar kabar Pertamina membatasi penggunaan elpiji 3 kg di tengah masyarakat.

Sementara, Astuti, pelaku UMKM mengeluhkan yang sama. Pemilik warung makan sederhana yang juga berjualan kopi dan teh itu terpaksa membatasi aktivitas memasaknya sehari-hari untuk melayani pelanggan.

“Elpiji 3 kg masih ada. Tapi tidak bisa masak hari-hari karena bingung nanti cari elpiji di mana? Jadi kadang masak, kadang tidak. Ini sudah saya tanyakan langganan (penjual elpiji) kosong terus. Kalau tidak ada gas, bingung apa yang mau dijual?” kata Astuti.

Ibu rumah tangga lainnya, Fatmawati, 32 tahun, yang tinggal di Jalan Dr Soetomo juga kesulitan mencari elpiji 3 kg sekitar rumahnya.

“Iya, terakhir kemarin beli elpiji 3 kg tanggal 25 Oktober. Itu pun memang sudah sulit dicari, banyak kosong. Harganya malah naik dari Rp 23 ribu, sampai dapat beli Rp 27 ribu,” kata Fatmawati.

Pertamina Bantah Pembatasan

Susanto August Satria, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Kalimantan membantah Pertamina membatasi penggunaan elpiji 3 kg di tengah masyarakat.

Meski demikian Pertamina belum tahu persis sebab kesulitan warga mendapatkan elpiji 3 kg. Satria mengklaim tidak ada masalah dengan pasokan elpiji 3 kg itu ke Samarinda.

“Tidak ada dibatasi. Iya ini lagi ditelusuri di lapangan, sebab warga kok sulit cari elpiji 3 kg,” kata Satria dikonfirmasi niaga.asia

Pertamina setiap harinya memasok rata-rata 160 ton elpiji subsidi itu untuk tiga agen yang melayani warga kota Samarinda.

“Penyaluran lancar untuk elpiji 3 Kg. Kami sedang ricek ke lapangan atas laporan yang ada,” demikian Satria.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: