LAPAN Deteksi 5.111 Titik Panas, 50 Helikopter Padamkan Api di Riau

aa
Kepala BNPB Doni Monardo terjun langsung padamkan karhutla di Riau, Rabu (11/9). (Foto: Humas BNPB)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Indonesia kembali terlilit bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), bahkan kini juga memasuki periode darurat asap. Samarinda bagian utara juga diselimuti asap untuk dua hari terakhir. Di atas sungai Mahakam juga terlihat asap, tapi belum sampai menganggu pandangan awak kapal.

Pagi Sabtu (14/9/2019) berdasarkan pantauan satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdapat 3.416 titik panas yang terdeteksi di sejumlah wilayah di Indonesia, tapi sore hari, ketika dicek Niaga.Asia jumlahnya naik jadi 4.000 dan dua jam kemudian, atau pukul 17.54 Wita jumlah titik apai jadi 5.111.

Sementara dari Jakarta, laman resmi pemerintah, setkab.go.id melaporkan, pemerintah telah mengerahkan sebanyak 50 helikopter dari berbagai kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan swasta untuk melakukan water bombing guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Riau.

“BNPB sendiri mengerahkan 42 helikopter untuk pemadaman karhutla,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam keterangan pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (14/9).

Namun Doni mengingatkan, memadamkan lahan gambut bukanlah hal yang mudah. Ia menunjuk contoh ada satu daerah di Sumatra Selatan yang selama satu bulan kebakaran hutan dan lahan terjadi tanpa henti, belum bisa dipadamkan hingga hari ini.

“Pemadaman melalui water bombing maupun selang air bukan upaya yang efektif untuk memadamkan api. Hanya hujan yang bisa memadamkan api di sejumlah wilayah karhutla,” jelas Doni.

Karena itu, lanjut Kepala BNPB, pihaknya bekerjasama dengan Badan Metereologi Klimatologi dna Geofisika (BMKG) selalu bersiap sedia apabila ada kemunculan awan agar bisa segera dibuat hujan buatan.

Riau Terbesar

Dalam kesempatan itu Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan, bahwa wilayah karhutla paling besar terjadi di Provinsi Riau seluas lebih kurang 40 ribu hektare. Sementara jumlah keseluruhan lahan yang terbakar mencapai 80 ribu hektare.

Luasnya lahan yang terbakar itu, menurut Doni, menjadi salah satu faktor penyebab jumlah titik api semakin meningkat, dan ketebalan asap dan ketebalan polutan semakin buruk. Di samping itu, lanjut Kepala BNPB, rendahnya curah hujan di wilayah karhutla akibat dampak dari fenomena El Nino makin memperburuk kebakaran dan kualitas udara yang ada di Riau. (001)

Tag: