Lapor ke Gubenur, Andi Harun : RS IA Moeis dan Swasta Kesulitan Keuangan

Wali Kota Samarinda, DR H Andi Harun bersama wakilnya, DR Rusmadi Wongso, didampingi Sekda DR H Sugeng Chairuddin, Kadis Kesehatan,  dr Ismed Kusasih, dan Asisten III Sekda  Samarinda, H Ali Fitri Noor melaporkan perkembangan Penanganan Covid-19 di Kota Samarinda kepada Gubernur Kaltim, DR H Isran Noor. Gubernur  didampingi Kadis Kesehatan Provinsi Kaltim, dr Padilah  Mante Runa, Jumat (23/7/2021). (Foto Facebook Andi Harun).

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Wali Kota Samarinda, DR H Andi Harun saat melaporkan Penanganan COVID-19 di Samarinda, hari ini Jumat (23/7/2021) ke Gubernur Kalimantan Timur, DR H Isran Noor,  juga memberitahukan bahwa rumah sakit rujukan COVID-19 milik Pemkot Samarinda, khususya  RSUD IA Moeis mulai kesulitan keuangan, karena tagihan biaya perawatan pasien COVID-19 sekitar Rp30 miliar belum dibayar Kementerian Kesehatan. Kondisi yang sama juga dialami rumah sakit swasta di Samarinda.

“Rumah sakit butuh dana talangan akibat klaim rumah sakit belum dibayarkan Kementerian Kesehatan RI,” kata Andi Harun di akun resminya usai bertemu Isran Noor.

Menurut wali kota, tanpa direncanakan sebelumnya, dirinya bersama wakilnya, DR Rusmadi, didampingi Sekda DR H Sugeng Chairuddin, Kadis Kesehatan,  dr Ismed Kusasih, dan Asisten III Sekda  Samarinda, H Ali Fitri Noor melaporkan perkembangan Penanganan Covid-19 di Kota Samarinda kepada Gubernur Kaltim, DR H Isran Noor.

“Dalam pertemuan turut hadir Ibu Kadis Kesehatan Pemprov  Kaltim, (dr Padilah Mante Runa), ” ungkapnya.

Dijelaskan, salah satu poin penting yang didiskusikan  dengan gubernur dan ibu Kadis Kesehatan Provinsi Kaltim adalah siatuasi dilematis yang dialami rumah sakit pemerintah dan swasta di Samarinda dalam Penanganan COVID-19.

“Situasi dimaksud cash flow rumah sakit sedang ‘bermasalah’ disebabkan pemasukan rumah sakit menurun drastis akibat pengurangan pasien non Covid, sedangkan klaim tak kunjung dibayar dari Kementerian Kesehatan RI,” kata wali kota.

Hingga berita ini dikabarkan, klaim RS AW Syaharanie menunggak hingga 90 miliar, klaim RS. IA Moeis hingga Rp30 miliar. Rumah sakit-rumah sakit swasta di Samarinda juga menghadapi kondisi yang sama.

“Rumah sakit yang menangani pasien Covid benar-benar berada dalam situasi pelik, satu sisi rumah sakit wajib menangani pasien Covid, sedang disisi lain cash flow rumah sakit-rumah sakit tersebut ‘sesak nafas’,” ungkap wali kota.

Menurut wali kota, keadaan APBD Samarinda  yang ‘sakit’ karena dampak Covid-19 menjadi beban tambahan bagi Pemkot Samarinda. Kondisi demikian dihadapi sebagai upaya bijak untuk tidak saling lempar tanggung jawab mengingat hal ini demi kepentingan nasional, demi merah putih.

“Dalam pertemuan tersebut, Pemkot Samarinda mengusulkan kepada Bapak Gubernur Kaltim untuk sementara membantu dana talangan agar rumah sakit kita tetap bisa bertahan melakukan penanganan pasien Covid-19,” kata wai kota.

Kelak jika klaim rumah sakit telah dibayar Kemenkes, menurut wali kota, maka dana talangan tersebut dikembalikan ke Pemprov Kaltim. Kota Samarinda sedang menyiapkan skema talangan kepada RS. IA. Moeis Samarinda, namun Samarinda tidak bisa bekerja sendiri.

“Pemkot butuh bantuan Bapak Gubernur. Mudahan Bapak Gubernur Kaltim berkenan mempertimbangkan saran dan permohonan dimaksud,” harap wali kota.

Sumber : Akun Andi Harun | Editor : Intoniswan

Tag: