Layani Jamaah Haji, 98 PPIH Kemenkes Dibekali Pelatihan

Ilustrasi jamaah haji Indonesia tahun 2018 (foto : istimewa/net)

JAKARTA.NIAGA.ASIA — Setelah dua tahun tidak memberangkatkan jamaah haji karena pandemi COVID-19, tahun ini pemerintah Indonesia kembali memberangkatkan jamaah haji dengan kuota sekitar 100.051 jamaah. Jumlah ini separuh dari kuota haji sebelum COVID-19.

Sejumlah persiapkan dilakukan pemerintah Indonesia guna memastikan penyelenggaraan haji yang aman dan sehat. Termasuk menyiapkan petugas haji bidang kesehatan.

Hari ini, sebanyak 98 petugas haji yang terpilih dari proses seleksi rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 2022 mulai menjalani pelatihan kompetensi dan rencana operasional petugas haji di Lakespra dr Saryanto Jakarta. Kegiatan pembekalan ini diikuti oleh petugas kesehatan dari berbagai profesi.

Mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19, maka pembekalan pelatihan dibagi menjadi tiga gelombang. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan peserta pelatihan.

Gelombang pertama dilaksanakan dari tanggal 10-12 Mei 2022, gelombang dua akan dilaksanakan pada tanggal 12-15 Mei 2022 dan gelombang ketiga atau terakhir pada 22-25 Mei 2022.

“Pada pagi hari ini, 10 Mei 2022 pukul 07.00 WIB Pembekalan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi Bidang Kesehatan Tahun 2022 resmi dibuka,” kata Kepala Lakespra dr Saryanto Marma TNI dr Swasono, Sp THT (KL) dalam upacara pembukaan pelatihan PPIH bidang kesehatan, seperti dikutip niaga.asia dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa.

Dalam sambutannya, Swasono menyebutkan bahwa para pelatihan pembekalan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan juga menyiapkan fisik serta mental para petugas haji agar lebih sigap dan tanggap dalam mendeteksi maupun melayani jamaah haji yang berisiko tinggi.

Hal ini penting mengingat keberhasilan dari pelayanan kesehatan jamaah haji bukan hanya sekadar ketrampilan pada satu bidang saja, namun juga pada kebersamaan dan kekompakan antar petugas kesehatan.

“Pengabdian tanpa batas ini membutuhkan skill, knowledge, dan attitude yang tidak hanya terbatas pada ilmu kedokteran, perawatan dan pendukung medis, tetapi sikap yang terkoordinasi, satu komando untuk mengantisipasi kelalaian dan keterlambatan dalam pemberian tindakan yang berakibat fatal terhadap jamaah,” ujar Swarsono.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Kunta Wibawa Dasa Nugara menyatakan bahwa berdasarkan data evaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 15 tahun terakhir, angka kematian jamaah haji Indonesia masih sangat tinggi, mencapai 2 mil per tahunnya. Dengan kuota jamaah sekitar 220 ribu maka sekitar 300-400 jamaah yang meninggal per tahunnya.

Kemenkes sendiri telah melakukan identifikasi penyebab tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia. Berdasarkan catatan medis, kematian jamaah haji disebabkan dua faktor utama yakni usia dan perilaku jamaah.

“Perilaku ini menyebabkan jamaah kelelahan karena ritual ibadah yang tidak disesuaikan dengan kondisi fisik jamaah. Terutama yang berusia lanjut,” kata Wibawa.

Dikarenakan sangat penting untuk menyiapkan petugas kesehatan haji yang cekatan dan trengginas (lincah dan terampil) dalam memberikan layanan kesehatan, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

“Sebagai “pelayan tamu Allah”, para petugas haji mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia untuk menjaga kesehatan jamaah, dengan harapan mampu menekan angka kematian jamaah haji di tanah suci,” imbuhnya.

Untuk itu Wibawa berpesan kepada seluruh peserta agar mengikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya. Sehingga ilmu yang didapatkan nantinya bisa diimplemetasikan bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada para jamaah haji di Tanah Suci.

Wibawa mencontohkan petugas haji bisa merealisasikan ilmu yang didapatkan selama pelatihan dengan turut aktif melakukan upaya promotif preventif dengan memberikan edukasi dan sosialisasi seputar gaya hidup sehat, pencegahan COVID-19 serta memberikan layanan kuratif dan rehabilitatif kepada para jamaah haji.

Wibawa juga mengingatkan kepada seluruh petugas PPIH bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.

Meski terkendali dan cenderung mengalami penurunan, pihaknya berpesan kepada para para peserta untuk selalu waspada dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan selama masa pelatihan hingga pelaksanaan ibadah haji.

Selain fokus pada pendampingan dan pelayanan jamaah haji, Wibawa juga berpesan kepada para petugas haji untuk tidak abai terhadap kesehatan diri sendiri.

Ia menekankan agar petugas haji senantiasa menjaga kesehatan diri sendiri dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, disiplin menerapkan protokol kesehatan dan senantiasa mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar tubuh sehat dan bugar selama mengikuti pelatihan hingga nanti di tanah suci.

“Semoga ikhtiar kita bersama dimudahkan Allah SWT, sehingga penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: