Ledakan Mematikan Guncang Ibu Kota Somalia di Mogadishu

Pasukan keamanan dan petugas penyelamat mencari mayat di lokasi ledakan di Mogadishu [Farah Abdi Warsame/AP Photo]
MOGADISHU.NIAGA.ASIA – Sedikitnya lima orang tewas menyusul insiden ledakan besar mengguncang ibu kota Somalia, Mogadishu. Demikian disampaikan saksi mata dan pejabat setempat.

Ledakan itu terjadi pada Kamis (25/11) dini hari di dekat persimpangan K4, di jantung kota. Pascaledakan mengakibatkan kepulan asap. Menurut saksi mata mereka juga mendengar suara tembakan.

“Sejauh ini kami tahu lima orang tewas dan 23 lainnya luka-luka,” kata Abdikadir Abdirahman Adan, Direktur Layanan Ambulans Aamin, kepada kantor berita REUTERS.

Foto-foto menunjukkan ledakan itu menghancurkan bagian dari bangunan sekolah. Para pekerja darurat melihat rangka balok atap ambruk.

“Siswa termasuk di antara mereka yang terluka dalam ledakan itu,” ujar Adan.

Pejabat keamanan Mohamed Abdillahi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 11 siswa terluka.

Mohamed Hussein, seorang perawat di Rumah Sakit Osman terdekat mengatakan kepada REUTERS bahwa mereka memang dikejutkan oleh getaran ledakan.

“Kemudian menjadi tuli oleh tembakan yang mengikutinya,” terang Hussein.

Hussein juga mengatakan dia berhasil dikeluarkan dari puing-puing bangunan yang runtuh.

“Dinding rumah sakit kami runtuh. Di seberang kami ada sekolah yang juga roboh. Saya tidak tahu berapa banyak yang meninggal,” katanya.

Ledakan itu meruntuhkan tembok sekolah-sekolah terdekat dan membuat mobil-mobil hancur.

Kelompok bersenjata Somalia al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer kelompok itu mengatakan kepada REUTERS bahwa ledakan itu ditujukan pada konvoi pasukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh radio Andalus bahwa mereka mengejar pejabat Barat yang dikawal oleh konvoi penjaga perdamaian Uni Afrika.

Al-Shabab telah memerangi pemerintah pusat Somalia selama bertahun-tahun untuk menetapkan aturannya sendiri, berdasarkan interpretasi ketat terhadap hukum Islam.

Pasukan penjaga perdamaian ditarget untuk menarik diri dari negara itu. Namun demikian misinya dapat diperpanjang di tengah kekhawatiran bahwa pasukan Somalia tidak siap untuk bertanggungjawab atas situasi keamanan.

Sumber : Al Jazeera | Editor : Saud Rosadi

Tag: